“Nilai historis benteng ini sangat besar. Bangunannya juga terawat dengan sangat bagus. Sembari menikmati F8, Anda harus berkunjung ke Fort Rotterdam,” terang Esthy lagi.

Selain Fort Rotterdam, Kota Anging Mammiri memiliki Benteng Somba Opu. Benteng ini merupakan peninggalan Kesultanan Gowa, yang dibangun Raja Gowa ke-9 pada abad 16.
Situs sejarah ini ditengarai sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Gowa. Sekarang, benteng ini berada di Jalan Daeng Tata, Makassar. Selain itu, kota ini juga memiliki Makam Pangeran Diponegoro.
Makam Pangeran Diponegoro ini berada di pusat kota Makassar, tepatnya di Kampung Melayu Makassar. Destinasi lain yang ditawarkan Kota Anging Mammiri adalah Museum Kota Makassar, di Jalan Balaikota No. 11.
Bangunan ini menjadi venue terbaik. Museum ini ideal untuk mengenal Makassar lebih detail. Kota ini juga memiliki kompleks Makam Raja-Raja Tallo dan Monumen Mandala.
“Karakter Kota Makassar sangat kuat. Sisi historisnya tentu menjadi daya tarik lain yang luar biasa. Kota ini memang kaya dengan sejarah. Rugi rasanya kalau berada di Makassar tapi tidak mengenal dekat sisi sejarahnya,” kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauzi.
Selain atraksinya, aksesibilitas di Kota Makassar adalah yang terbaik. Wisatawan bisa memanfaatkan aneka moda transportasi, mulai dari yang konvensional hingga online. Amenitasnya juga terbaik, dengan sebaran banyak pilihan menurut harga.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menegaskan, F8 dan Makassar menjadi destinasi terbaik untuk berlibur.
“Aspek 3A kota Makassar ini bagus. Momentum F8 ini harus dimanfaatkan untuk mengeksplorasi sisi lain Makassar. Wisata sejarah bisa menjadi pilihan bagus karena spotnya banyak dan eksotis. Secara umum, Makassar ini tujuan berlibur terbaik di Indonesia,” tutup menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok.
Baca Juga: Makassar International Eight Festival Suguhkan Keragaman Budaya