“Budaya kompetisi positif antar mahasiswa Politeknik di seluruh Indonesia perlu terus ditingkatkan. Selain itu, kemampuan mereka untuk memasarkan inovasi produk dan jasa perlu terus diasah. Sudah sepantasnya mahasiswa Politeknik disediakan platform untuk mendemonstrasikan kapabilitas mereka, untuk membuka mata para pelaku industri dan dunia usaha. Kompetisi ini juga diharapkan dapat mendekatkan publik dengan dunia pendidikan politeknik,” serunya dalam siaran pers yang diterima Suara.com (12/5/2018).
Kompetisi yang dbuka sejak tanggal 1 Oktober-16 November 2018 ini diikuti oleh total sebanyak 47 karya. Peserta kompetisi mendaftarkan lebih dari satu karya inovasi mereka, baik berbentuk produk maupun jasa, yang diciptakan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Inovasi bisa merupakan gagasan orisinil atau pengembangan atau modifikasi dari inovasi yang telah diciptakan sebelumnya, asalkan inovasi tersebut memiliki manfaat ekonomi dan sosial. Inovasi yang telah diproduksi serta diaplikasikan dalam skala tertentu lebih disukai oleh Dewan Juri.
“Selain mendaftarkan karya inovasinya, peserta kompetisi juga diharapkan aktif mempromosikan inovasi mereka,” ujar Co-Founder Cubeacon Tiyo Avianto.
“Kami mendorong agar platform digital sosial media yang saat ini begitu lekat dengan kehidupan generasi muda, bisa dimanfaatkan dengan jeli oleh para peserta untuk mempromosikan inovasi yang mereka ciptakan,” lanjutnya.
Kompetisi ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi politeknik untuk menunjukkan bukti bahwa kiprah dan keluaran pendidikan mereka bersifat PASTI (Profesional, Aplikatif, Siap Kerja, Tepat Waktu dan Inovatif). Selain itu diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa-mahasiswi di luar institusi politeknik, siswa-siswi SMA, SMK dan MA, akan kapabilitas dan kualitas mahasiswa politeknik, serta dapat menciptakan gairah dan minat publik umum untuk memahami pendidikan politeknik dengan lebih baik.
Semua informasi seputar kompetisi dapat diakses melalui www.ciptakepastian.com .
Perlu diketahui, Program Pengembangan Pendidikan Politeknik (Polytechnic Education Development Project/PEDP) dikelola oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia, kegiatan ini didukung Asian Development Bank dengan dana pinjaman 75 juta USD, serta hibah pemerintah Kanada senilai 5 juta dollar Kanada.
PEDP bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan politeknik yang dilakukan dari hulu ke hilir, yang berujung pada kelayakan lulusan sesuai tuntutan pasar kerja, dunia usaha dan dunia industri, diperkuat sertifikasi kompetensi baik nasional maupun internasional. PEDP bekerja secara strategis di 34 politeknik negeri dan swasta Indonesia sepanjang 2013-2019.
Baca Juga: Sukses Juara Liga 2 2018, Para Pemain PSS Sleman Cukur Rambut