Pulau yang jadi tempat persinggahan para nelayan ini dipenuhi dengan hamparan pepohonan dilengkapi dengan pasir putihnya nan menakjubkan.
Lanskap alamnya nan menawan berkelindan dengan merdunya nyanyian ombak dan desir angin pepohonan. Tak heran banyak yang menghabiskan waktu dengan bersantai di atas hammock sembari menikmati pesona khas pesisir Podang-podang Ca’di.

Untuk menyambangi Pulau Podang-podang Ca’di, kita dapat melakukan perjalanan bertolak satu setengah jam dari Makassar.
Para wisatawan dapat menyewa Jolloro, kapal tradisional nelayan di Pelabuhan Paotere dengan harga berkisar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta sekali jalan. Satu kapal Jolloro dapat menampung sekitar 20 hingga 30 penumpang.
Selama menyisir perairan di sekitar Podang-podang Ca’di, kita akan disuguhi atraksi lumba-lumba dan beragam biota laut lainnya, berlalu lalang di perairan jernih dengan karang nan puspa warna.
Tak heran, banyak wisatawan yang menjadikan kawasan perairan Podang-podang Ca’di sebagai spot favorit untuk bersnorkeling ria.
Masjid 99 kubah
Berdiri tak jauh dari Pantai Losari, Masjid 99 Kubah dengan aneka kubahnya nan berwarna cerah dan menakjubkan teramat mencuri perhatian, menjelma ikon wisata baru di Makassar, Sulawesi Selatan.
Puluhan kubah kecil mengitari kubah utama dengan diameter paling besar yang berpusat di tengah bangunan masjid.
Warna-warna menyala macam kuning, merah, cokelat, dan putih berkelindan di kubah dan tubuh masjid cantik ini.
Saat malam menyergap, aneka warna tersebut kian hidup tatkala lampu sorot ditembakkan tepat ke arah kubah-kubahnya nan menawan.

Para pengunjung juga akan dimanjakan dengan atraksi air mancur yang terletak di depan masjid dan akan muncul selama 30 menit selepas Maghrib.

Konon untuk membangun deretan keelokan pada masjid yang sanggup menampung sekitar 10 ribu orang ini, dibutuhkan dana sekitar Rp 176 miliar. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil didapuk sebagai sang arsitek.
Sementara itu, angka 99 yang tersemat di belakang nama masjid ini merupakan adaptasi dari jumlah Asmaul Husna.