Pada abad ke 17, mewarnai bibir juga kerap disebut dengan menentang ciptaan Tuhan. Bahkan, praktik ini juga dipercaya sebagai aktivitas penyembahan terhadap setan.

Kelompok dan kebudayaan terus mempengaruhi perkembangan lipstik dari masa ke masa. Lipstik seperti hal yang dicintai tapi juga dibenci.
Sementara sebagian orang merasa lipstik bertentangan dengan norma yang ada, tapi tak sedikit pula yang mencintai lipstik. Di abad ke-20, lipstik juga masih sering dianggap sebagai suatu hal yang vulgar.
Namun kini lipstik bukanlah hal yang harus dicemaskan. Lipstik justru memiliki banyak cerita di balik kesuksesan setiap wanita.
4. Makna Hari Lipstik Internasional
Para fashionista, beauty blogger, influencer dan perusahaan kecantikan mulai merayakan Hari Lipstik Internasional sejak satu dekade yang lalu.
Sayangnya sampai saat ini belum ada yang mengetahui pasti dari mana selebrasi ini berasal. Selain itu meski tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional, momen ini digunakan sebagai saat yang tepat untuk mencurahkan ekspresi tanpa batas dengan lipstik.