“Sampai tahun depan sudah banyak yang booking. Pengunjung dalam sehari bisa mencapai 3 ribu orang, bahkan jauh meningkat ketika weekend. Kaldera ini dikunjungi sekitar 300 ribu wisatawan per tahun. Segmentasi paling banyak dari turis asing, turis Indonesia sekitar 20%,” ucap I Ketut Mardjana bangga.
Raih Penghargaan Berkat Perjuangan dari Bawah
Keberhasilannya mengembangkan destinasi wisata dengan memberdayakan warga setempat tentu saja berdampak positif pada kondisi perekonomian mereka.
Tak heran bila I Ketut Mardjana berhasil menyabet penghargaan Indonesia Most Leading Award 2019 pada kategori The Most Inspiring Leader of Change and Executive Figure of the Year dari Indonesia Achievement Center.

Penghargaan ini ditujukan untuk mereka yang dinilai inspiratif, karena mampu melakukan perubahan signifikan yang serasi dengan akselerasi kemajuan perekonomian Indonesia.
Tekad I Ketut Mardjana membangun dan memajukan kampung halamannya, karena didorong dari masa kecilnya yang begitu prihatin. Ya, ia mengaku bukan terlahir dari keluarga kaya.
“Saya itu lahir di kampung, di Kintamani. Sekolah saya letaknya 7 KM (dari tempat tinggal) dan setiap kali sekolah saya nyeker. Setelah pulang, saya kerja cari rumput untuk makanan sapi-sapi di sana,” kenangnya.
Kondisi ekonomi keluarga serba prihatin itulah yang menjadi cambuk bagi I Ketut Mardjana untuk bangkit dan maju.
Alhasil, kerja kerasnya yang tanpa lelah dan tak mudah putus asa selama puluhan tahun membuahkan hasil membanggakan. Destinasi wisata yang dibangunnya tak hanya populer di kalangan wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan luar negeri.
Baca Juga: Perlu Dilakukan Lagi Pemetaan Wisata Bali
Inilah yang membuat I Ketut Mardjana kini dikenal pula sebagai salah satu tokoh sukses di Bali.
Yang mengagumkan, tak hanya sukses sebagai tokoh, I Ketut Mardjana juga mampu mengangkat kampung halamannya, Kintamani, Kabupaten Bangli sebagai salah satu destinasi wisata populer di Pulau Dewata.