Refleksi 3 Desainer dalam Dewi Fashion Knight di JFW 2021

Selasa, 17 November 2020 | 13:45 WIB
Refleksi 3 Desainer dalam Dewi Fashion Knight di JFW 2021
Model mengenakan busana dari Strongbow Apple Cider pada hari terakhir gelaran Jakarta Fashion Week 2020 di Senayan City, Jakarta, Senin (28/10.2019). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Chitra Subyakto, Inpirasi dari Busana Zaman Dulu
Kondisi pandemi telah memaksa semua orang jadi harus berpikir lagi dan lebih bertanggung jawab, demikian dikatakan Chitra. Menurutnya, apapun yang dilakukan manusia dalam berkarya juga akan menentukan nasib masa depan genereasi selanjutnya. Chitra kemudian menyadari bahwa dunia mode menjadi salah satu industri penyumbang limbah yang mencemari lingkungan.

"Jadi dengan kegelisahan ini dan pertanyaan-pertanyaan ini, 'benar nggak ya ngerjainnya', jadi lebih belajar lagi. Akhirnya saya cukup hobi perhatikan orang berpakaian, khususnya zaman dulu. Hampir semua bersih, sangat terbatas dengan tipe pakaian atau tipe warna yang digunakan," tuturnya.

Atas dasar inspirasi kesederhanaan busana zaman dulu, Chitra menyampaikan bahwa karya itu akan hadir dalam perhelatan DFK tahun ini.

"Intinya semua adalah kesederhanaan dan dengan konsep lebih ramah terhadap ibu bumi," ujarnya.

Lutfi Labibi Padukan Pakaian dengan Puisi
Lutfi Labibi membuat konsep pengembangan karyanya untuk DFK tahun ini. Ia bercerita sebelumnya baru saja menyelesaikan proyek dengan Murabaki yang mengusung judul 'Sandang, Pangan, Papan, dan Puisi'.

Judul itu kemudian ia kembangkan menjadi 'Sandang, Hening, Cipta, dan Puisi' yang akan dipamerkan dalam perhelatan DFK.

"Puisi dalam hal ini saya ambil dari Joko Pinurbo yang bercerita tentang sandang. Jadi pada akhirnya kebutuhan manusia tentang sandang lari ke hal yang lebih sederhana. Makanya di DFK kali ini secara cutting, secara visual, pada akhirnya baju yang kembali lagi ke basic, kembali lagi ke potongan sederhana untuk menutup badan tapi secara estetika tertakar dengan indah," jelasnya.

Menurutnya, kekuatan karyanya terletak pada puisi Joko Pinurbo tentang manusia dan sandang yang terselip pesan untuk sehidupan keseharian. Pria yang akrab disapa Lulu itu menyampaikan, nantinya ia akan menyembunyikan penggalan puisi Joko Pinurbo ke dalam kantung baju dan celana pada setiap karyanya.

"Yang salah satunya berbunyi 'Tubuh saya kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri' ini seperti mengingatkan kita dengan adanya pandemi ini, dengan masalah personal. Mungkin beban batin yang ada, kita akan sembuh dengan pelan-pelan," ujar Lulu.

Baca Juga: Ini Deretan Desainer yang Usung Kain Tradisional di Panggung ISEF 2020

"Puisi kedua yang saya sembunyikan di kantong celana, berbunyi 'Kebahagiaan saya terbuat dari kesedihan yang sudah merdeka'. Tahun ini mungkin semua orang sedang merasakan bagaimana mengelola emosional. Dan pandemi ini memang jadi bagian dari perjalanan hidup. Kesedihan itu yang bisa kelola menjadi kebahagiaan. Itu pesan dari Joko Pinurbo yang saya angkat ke dalam koleksi kali ini," papar Lulu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI