Suara.com - Pandemi virus Covid-19 yang sulit dan menantang, juga berimbas pada dunia pendidikan.
Di mana, metode pembelajaran konvesional bagi siswa tak lagi berjalan, karena ditutupnya sekolah sejak Maret 2020.
Padahal, menurut analisis dari Lowly Institute, Pemerintah Indonesia memiliki target untuk mengembangkan sistem pendidikan dengan standar 'kelas dunia' pada tahun 2025.
Sayangnya, penilaian mengenai kualitas pendidikan nasional menunjukkan bahwa masih ada cukup banyak gap yang harus dibenahi untuk mencapai target tersebut.
Mengingat masih adanya beberapa kendala seperti kurangnya kompetensi pengajar terhadap mata pelajaran yang diajarkan, keterampilan pedagogis untuk menjadi pendidik yang efektif dan perubahan kegiatan belajar selama pandemi.
Output pendidikan yang belum optimal menunjukkan masih adanya kesenjangan dalam kualitas pendidikan bagi siswa Indonesia.
Inilah yang membuat EduTech asal Singapura LingoAce, yang menyediakan platform pembelajaran bahasa secara online, hari ini, Rabu (18/11/2020) mengumumkan ekspansinya di Indonesia, yang merupakan negara tujuan pertama sebagai bagian dari ekspansinya di Asia Tenggara.
LingoAce percaya bahwa penguasaan bahasa asing seumur hidup adalah salah satu elemen penting dalam mempersiapkan masa depan anak, terutama menghadapi dunia kerja yang semakin ter-globalisasi.
"Untuk dapat mengubah situasi ini, LingoAce hadir di Indonesia untuk menyediakan pendidikan bahasa berkualitas kepada 200 ribu siswa Indonesia pada tahun 2022. Sebagai produk pertama, kami meluncurkan pembelajaran bahasa Mandarin online," ujar Hugh Yao, Founder dan Chief Executive Officer LingoAce dalam konferensi pers virtual, pada Rabu (18/11/2020).
Baca Juga: Arab Saudi Kembangkan Kurikulum Dorong Siswa Berpikir Kritis dan Toleran
Dengan hadirnya LingoAce ke Indonesia, kata dia, para orangtua kini mulai bisa mempersiapkan anak-anak mereka untuk siap menghadapi masa depan (future-ready), dengan produk pembelajaran bahasa secara online dan cross-border.