"Saya merasa seperti ditelanjangi di tempat kerja, mereka telah melakukan pelacakkan melalui perangkat yang terpasang pada saya. Semua data pribadi Anda selama jam kerja, berapa lama yang dihabiskan waktu saat bekerja, hingga suasana hati semuanya berada di tangan manajemein," tulis Wang di media sosial.
"HRD rupanya juga diperbolehkan untuk mengakses informasi ini, so kinerja kami bisa dipantau melalui data digital ini?," ungkapnya lagi bertanya-tanya.
Pernyataan Wang yang viral akhirnya memancing respon pihak perusahaan, yang mengakui jika karyawan mendapatkan bantalan kursi pintar. Tapi perusahaan membantah jika alat tersebut digunakan untuk monitoring.
Kisruh ini akhirnya diselidiki, dan ternyata karyawan memang diminta menyetujui tentang pengumpulan data. Tapi sayangnya formulir itu hanya ada bahasa Inggris dan tidak ada yang menggunakan bahasa China