Suara.com - Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi, khususnya di kalangan orang muda, tersedia banyak instrumen investasi yang bisa dipilih. Beberapa yang paling umum adalah saham, reksadana, obligasi, atau emas.
Namun, salah satu instrumen investasi paling lama yang kadang terlupakan adalah properti. Investasi properti memang sering terlupakan atau tidak menjadi pilihan pertama orang-orang dalam berinvestasi karena modal yang diperlukan relatif besar.
Padahal, bila bicara soal risiko, investasi properti bisa dikatakan memiliki risiko yang jauh lebih kecil daripada instrumen investasi lain. Harga properti selalu naik dan hampir tidak pernah turun. Meski fluktuatif dan kadang melambat, tren harga properti selalu naik. Permintaan untuk sewa atau menjual kembali pun selalu ada dalam berbagai kondisi perekonomian.
Bagi Anda yang memiliki modalnya, properti bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan untuk jangka panjang. Meskipun begitu, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menginvestasikan uang Anda di bidang properti dari Dekoruma.
1. Menentukan Budget dari “Dana Dingin”
Sama seperti berinvestasi di instrumen lain, dana yang digunakan sebaiknya adalah “dana dingin”. Dana dingin artinya uang lebih yang tidak terpakai untuk kebutuhan hidup, membayar utang, atau kewajiban finansial lain. Jika belum ada dananya, tidak perlu memaksakan untuk berinvestasi, apalagi properti.
Anda bisa saja mencicil pembelian properti untuk investasi, namun perlu ada perhitungan yang cermat agar kemampuan bayar terjaga sampai properti lunas. Meskipun begitu, idealnya investasi properti menggunakan uang tunai dari kelebihan pendapatan.
2. Pastikan Pengembang Punya Reputasi Baik
Seperti prinsip investasi pada umumnya, belilah serendah-rendahnya dan jual setinggi-tingginya. Untuk itu, Anda perlu up-to-date dengan informasi-informasi soal industri properti. Salah satu cara mendapatkan harga semurah-murahnya adalah membeli properti yang baru dipasarkan dan belum dibangun.
Pengembang biasanya memberikan promo permulaan atau early bird yang harganya jauh lebih murah dibandingkan saat properti sudah dibangun. Mengingat tidak ada unit fisik, pastikan pengembang punya reputasi yang baik dalam menyelesaikan proyeknya. Jangan sampai Anda sudah membayar uang dalam jumlah besar, tapi pengembangnya lari dari tanggung jawab dan meninggalkan banyak masalah.
3. Menakar Pendapatan Sewa Properti
Dalam berinvestasi properti, ada dua prospek yang bisa Anda dapat. Peningkatan harga sewa dalam jangka waktu minimal lima tahun semenjak pembelian. Begitu juga dengan pendapatan sewa properti. Banyak faktor yang mempengaruhi dua prospek ini. Maka dari itu, Anda perlu teliti dalam mempertimbangkan faktor-faktor penentunya di bawah ini.
Baca Juga: Cerita Milenial Raup Cuan dari Investasi Saham
4. Lokasi dan Akses Properti
Dua faktor yang saat ini paling menentukan pertumbuhan harga properti adalah lokasi dan akses properti tersebut. Seberapa dekat dengan pusat kota, pusat bisnis, atau fasilitas-fasilitas kunci di lingkungan properti. Lalu, berapa waktu yang perlu ditempuh ke bandara, stasiun kereta, atau stasiun bus.