
Candi Sewu merupakan candi Budha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Bahkan, Candi Sewu diyakini berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Candi Prambanan, yakni dibangun sekitar abad 8 masehi. Meski, pada namanya yang dalam bahasa Indonesia berarti Candi Seribu, jumlah candinya ternyata tidak mencapai seribu, melainkan hanya sekitar 249 buah. Candi Sewu menawarkan sejumlah keindahan yang dapat menyegarkan mata.
Ketika memasuki kawasan candi, kamu akan menemukan fakta bahwa empat pintu utama yang akan menuntun kamu menuju bagian dalam candi ini searah dengan empat mata angin. Tiap pintu ini, dijaga oleh dua Arca Dwarapala yang besar dan saling berhadapan seolah mempersilakan kamu untuk melewati pintu. Tinggi patung ini sekitar 2,3 meter dan berjumlah 8 buah total dari empat pintu utama di komplek candi. Dwarapala adalah patung yang diciptakan untuk menjaga pintu atau gerbang pada ajaran Budha Siwa. Patung ini mengambil bentuk monster yang mirip manusia dengan mata melotot tajam serta tidak jarang membawa senjata gada di tangannya.
Setelah itu, kamu akan sampai di pelataran candi yang akan menuntun kamu pada pintu lain. Pintu tersebut adalah tempat menuju candi bagian dalam dimana candi berukuran sedang berada. Candi Perwara atau Anak Candi yang berjumlah 240 akan terlihat ketika kamu memasuki pelataran candi bagian dalam. Candi ini berukuran sangat kecil dan berjajar mengelilingi candi utama. Setelah melewati titik ini, kamu akan menemukan tempat dimana Candi Apit Dwarapala yang berjumlah 8 buah berukuran sedang berada. Candi Sewu ini juga disebut dengan Candi Manjushrigra yang bermakna kuil atau rumah manjushri. Di dalam agama Buddha, manjusri termasuk salah satu rumah Boddhisatwa.
Candi Sewu terletak di dekat Candi Prambanan, jaraknya, hanya sekitar 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan. Kedekatan jarak topografi antara Candi Sewu dan Candi Prambanan seolah membuktikan bahwa toleransi agama Hindu dan Budha di masa lampau begitu tinggi.
4. Kelenteng Sam Poo Kong

Alternatif wisata lain yang bisa kamu kunjungi selama di Jawa Tengah adalah Kelenteng Sam Poo Kong. Bukan hanya tempat peribadatan, kelenteng ini juga menyimpan berbagai cerita sejarah yang mampu menambah wawasan Teman Traveler terkait kisah kasih toleransi penuh kasih sayang antar sesama umat beragama. Di dalam kelenteng itu, terdapat jejak-jejak pelayaran bangsa Tionghoa dalam mengarungi samudra. Salah satunya adalah patung Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang diyakini terbesar se-Asia Tenggara.
Berdasarkan jejak yang terekam dalam kelenteng itu, Cheng Ho merupakan seorang laksamana asal Tiongkok yang beragama Islam. Pada tahun 1416, dia terpaksa merapat di sebuah pelabuhan karena juru mudinya, Wang Jing Hong, menderita sakit keras. Oleh karena itulah, mereka harus menetap sementara di tempat itu. Nuansa merah kelenteng dengan lampion dan pepohonan hijau di sekitarnya sukses menjadikan tempat ini sebagai spot berburu foto instagrammable di kalangan wisatawan. Jadi jangan lupa siapkan kameramu yah!
5. Pura Menjangan

Selain Pura Tanah Lot yang hadir dengan keindahan pesisir pantai dan cerita yang melegenda, ada pula pura ikonik di Bali yang patut kamu kunjungi selama berada di sana. Adalah Pura Menjangan. Pura Menjangan juga disebut sebagai salah salah satu destinasi wisata di Bali yang terkenal sebagai salah satu tempat diving terbaik. Di pulau yang berjarak sekitar 76 km dari Kota Singaraja terdapat Pura Segara Giri Dharma Kencana yang dikenal juga dengan nama Pura Menjangan yang disakralkan. Salah satu pemandangan paling ikonik dari Pura Bali satu ini adalah patung Ganesha berwarna putih megah menghadap ke lautan lepas.
Baca Juga: Naikkan Kuota Umrah, Arab Saudi Incar Sektor Wisata Reliji?
Tak hanya Ganesha, di Pura ini terdapat tujuh titik sembahyang yang meliputi Pura Tirta Pingit Klenting Sari, Pura Pesraman Agung Brahma Ireng (Ratu Patih Keboiwa), Pura Pagoda Dewi Kwan Im, Pura Pendopo Agung Gadjah Mada (Hyang Wisnu Murti), Bhatara Lingsir Sang Hyang Pasupatu, Pura Dalem Erlangga & Dalem Waturenggong, dan barulah pemujaan Ganesha dan Dewi Parwati.