Apa Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam? Amalkan Doanya agar Terhindar dari Kezaliman

Nur Khotimah Suara.Com
Kamis, 21 Agustus 2025 | 20:35 WIB
Apa Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam? Amalkan Doanya agar Terhindar dari Kezaliman
Ilustrasi pemimpin zalim. (Google AI Studio)

Suara.com - Dalam sejarah peradaban manusia, kepemimpinan memegang peranan penting dalam menentukan arah kehidupan sebuah bangsa.

Pemimpin bukan hanya sekadar sosok yang mengatur, melainkan teladan yang seharusnya menghadirkan keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian bagi rakyatnya.

Namun, Islam juga mengingatkan tentang bahaya keberadaan seorang pemimpin zalim.

Pemimpin seperti ini tidak hanya merusak kehidupan sosial dan politik, tetapi juga bisa membawa kerugian besar terhadap iman dan moral masyarakat.

Kata zalim sendiri dalam Islam berarti meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, menindas, atau berbuat aniaya.

Maka pemimpin zalim adalah mereka yang menggunakan kekuasaan bukan untuk kebaikan, melainkan untuk menindas rakyat, memperkaya diri, dan melanggar amanah yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Lalu, bagaimana ciri-ciri pemimpin zalim menurut Islam? Mari kita bahas lebih dalam.

Ciri-Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam

Ciri-Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam
Ciri-Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam

Inilah ciri-ciri pemimpin zalim menurut Islam, yang perlu dipahami:

1. Mengabaikan Keadilan

Baca Juga: Beda dengan Pati, PBB di Solo hampir Naik 400 Persen di Era Gibran

Keadilan adalah pilar utama dalam kepemimpinan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman agar manusia berlaku adil karena adil lebih dekat kepada takwa (QS. Al-Maidah: 8).

Pemimpin zalim justru melakukan hal sebaliknya. Ia membuat hukum tidak seimbang, hanya menguntungkan golongan tertentu serta menutup mata terhadap penderitaan rakyat kecil.

Ketika keadilan hilang, masyarakat akan kehilangan kepercayaan, dan perpecahan mudah terjadi. Inilah salah satu ciri paling nyata dari kepemimpinan zalim.

2. Menyalahgunakan Kekuasaan

Islam menekankan bahwa jabatan adalah amanah, bukan sekadar hak. Pemimpin zalim menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk menindas, bukan untuk melayani. Ia menganggap dirinya lebih tinggi daripada rakyat, sehingga merasa berhak berbuat sesuka hati.

Contoh penyalahgunaan kekuasaan bisa berupa korupsi, nepotisme, hingga pemaksaan kehendak yang tidak sesuai dengan syariat maupun kepentingan rakyat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?