“Intinya, bagaimana mendigitalisasi infrastruktur, pemerintah, dan masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperoleh solusi dalam mengembangkan sektor pariwisata,” kata Arya.
Beberapa teknologi pendukung digitalisasi yang sudah disebutkan di atas memerlukan teknologi inti, yaitu Cloud. IDC memperkirakan penggunaan Cloud pada seluruh sektor industri di Indonesia akan melesat menjadi Rp 27,3 miliar atau mencapai 201,8% pada 2025. Tercatat tingkat pertumbuhan tahun majemuk (CAGR) meningkat hingga 31,8%, dari Rp 9,1 miliar pada 2021.
Demi berkontribusi dalam pengembangan industri pariwisata nasional, Lintasarta berupaya menunjang ICT di Indonesia melalui penyediaan Cloud yang dapat digunakan oleh industri pariwisata.
Sistem komputasi awan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan di sektor pariwisata, serta para wisatawan agar memperoleh kemudahan dalam berbagai akses saat menjalankan aktivitas pariwisata.
Dalam hal ini, Lintasarta sebagai perusahaan ICT ternama di Indonesia yang lebih dari 3 dekade membantu berbagai perusahaan untuk mengembangkan bisnis, memperkenalkan kembali solusi Cloud dengan nama Lintasarta Cloudeka.
Arya menuturkan, Lintasarta Cloudeka merupakan penyedia Cloud karya anak bangsa nomor 1 di Indonesia yang dapat diandalkan untuk membangun serta memelihara kemitraan yang kuat guna meningkatkan bisnis lokal melalui penyediaan layanan Cloud yang menyeluruh.
"Cloudeka hadir untuk berkolaborasi bersama mulai dari start-up hingga perusahaan besar. Cloudeka lahir agar kita bisa membangun lebih baik, untuk Anda, untuk kita, dan untuk bangsa," ujar Arya.
Melalui penggunaan Cloud, para pengguna bisa menghasilkan aplikasi digital yang dapat digunakan untuk kemudahan aktivitas pariwisata. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun perusahaan yang terkait dengan sektor pariwisata.
Baca Juga: Raih Rekor MURI, Menteri Sandiaga Uno Sebut Gara-Gara Datsun Go