"Pengukuran ini akan berlanjut secara paralel dengan penggalian. Ini merupakan proyek yang signifikan dengan temuan yang luar biasa dan hasil yang mengesankan," tutur Menteri Ersoy.
Dalam penggalian peradaban umat manusia di Turki ini juga melibatkan berbagai pihak seperti para peneliti di 12 institusi pendidikan, bahkan sebagian berasal dari lima negara berbeda.
"Kami juga melibatkan delapan universitas dari lima negara berbeda, dan empat akademi, institut, serta museum internasional dalam Proyek Penelitian Zaman Neolitikum Sanlurfa, serta membangun jangkauan internasional yang luas dengan Jepang, Rusia, Jerman, Inggris, dan Prancis,” ungkap Menteri Ersoy.

Setelah ditemukan peninggalan peradaban manusia ini bisa jadi salah satu situs warisan dunia UNESCO, seperti situs Gobeklitepe peninggalan prasejarah yang sudah ditemukan lebih dulu.
Diyakini bahwa temuan dari penggalian ini akan memberikan kontribusi yang cukup besar dan luas untuk pengetahuan kita tentang kemanusiaan di zaman prasejarah, termasuk kehidupan sehari-hari dan ritual mereka.
Diperkirakan, ada beberapa situs di Sanlurfa yang mirip dengan Gobeklitepe, yang mencerminkan fase awal Zaman Neolitik.
Temuan terbaru dari penggalian Karahantepe dipamerkan dalam “Pameran Manusia Karahantepe dan Neolitik” di Museum Arkeologi Sanlurfa yang dibuka pada 23 September 2021 selama acara peluncuran proyek
Proyek Tas Tepeler, dianggap sebagai awal dari transformasi tempat penampungan menjadi rumah 12.000 tahun yang lalu, di mana pedesaan mulai bermunculan, strata sosial yang mulai terbentuk, dan pengembangan kemampuan dasar untuk melakukan perdagangan.
Bangunan megalitik yang monumental di daerah itu diyakini sebagai ruang komunal tempat orang berkumpul.
Baca Juga: Turki Bersiap Borong Sistem Pertahanan Rudal dari Rusia