Selain itu, pakaian yang dirancang akan dibuat menggunakan kain-kain tradisional dari kedua negara. Kain dari Indonesia yang akan digunakan adalah kain batik, sementara kain Afrika Selatan yang akan digunakan adalah ShweShwe.
Dalam pelaksanaan kegiatan itu, KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai mitra dari pihak Indonesia, dan perusahaan retail besar The Foschini Group (TFG) sebagai mitra dari pihak Afrika Selatan.
Ketua Nasional IFC Ali Charisma mengaku gembira karena asosiasi yang dipimpinnya dapat berpartisipasi pada kegiatan kolaborasi desain fesyen itu.
"Program ini sangat bagus sekali dampaknya untuk industri fesyen Indonesia, karena kita bisa memperkenalkan batik kepada publik Afrika Selatan dan di saat bersamaan kita bisa mengenal lebih dalam pasar Afrika untuk kepentingan komersial ke depannya," ujar Ali.
"Program ini juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk membuka jaringan dan akses ke retailer besar di Afrika Selatan," lanjutnya.
Kegiatan itu rencananya akan resmi ditutup melalui presentasi secara virtual hasil karya para perancang busana kedua negara pada 10 Desember 2021.