Anda Suka Bergosip? Pakar Psikolog Menemukan Ada Sisi Positif dari Bergosip

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 20 September 2022 | 11:33 WIB
Anda Suka Bergosip? Pakar Psikolog Menemukan Ada Sisi Positif dari Bergosip
Ilustrasi gosip. (freepik.com/katemangostar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ditentang kebudayaan

Dimulai dari sebuah percakapan saat ibu-ibu melahirkan, gosip sudah lama dikaitkan dengan perempuan dan kelompok minoritas lainnya.

Tapi kenyataannya lebih dari itu.

Kalau Anda generasi milenial yang mengalami pubertas di tahun 2000-an, mungkin sempat mengalami tahun-tahun keemasan gosip untuk selebriti.

Dengan hadirnya internet, blog gosip mulai bermunculan.

Salah satu gosip terhangat di masanya adalah kehidupan Britney Spears, yang sempat mencukur habis rambutnya.

Sekarang tidak hanya selebriti, kita pun menikmati gosip dari orang tidak dikenal di Reddit, Twitter atau Facebook.

Ini membuktikan jika kita sebenarnya hanya tertarik mendengarkan kisah orang lain.

Namun gosip adalah hal yang seringkali ditentang kebudayaan, kebanyakan agama juga tidak menyetujuinya.

Kelsey yang tumbuh dalam keluarga religius dulu percaya bahwa gosip adalah dosa.

Baca Juga: Simak Hal Positif Bila Kamu Dapat Menahan Bergosip

"Selama kecil saya berdoa agar Tuhan mengambil keinginan saya untuk bergosip," katanya. "Tapi ini tentu saja tidak terjadi!"

Tapi bukan hanya karena takut dosa saja, bergosip memang seringkali dianggap hal yang tidak baik.

Entah di sekolah, tempat kerja atau waktu berkumpul sama teman, orang yang suka bergosip dianggap sebagai seseorang yang tidak bisa dipercaya.

Konotasi gender tertentu juga sering dikaitkan dengan aktivitas bergosip.

Lalu, adakah kegunaan lain dari bergosip?

Penelitian yang dilakukan Eshin Jolly dari Dartmouth menemukan hal-hal baik lainnya dari bergosip.

"Temuan kami adalah bergosip membantu mengurangi keraguan di masyarakat, yang bisa saja berguna. Misalnya membantu memperjelas motivasi perilaku seseorang dan apakah perilaku itu bisa diterima atau tidak," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI