Laki-laki dan Perempuan Punya Perasaan Berbeda Saat Putus Cinta

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 23 September 2022 | 14:19 WIB
Laki-laki dan Perempuan Punya Perasaan Berbeda Saat Putus Cinta
Ilustrasi pasangan. (pexels/Gustavo Fring)

Suara.com - Kita pasti familiar dengan adegan ini: seorang perempuan menangis, berteriak, hingga curhat ke temannya karena baru putus hubungan dengan pacarnya.

Mungkin kita terbiasa melihat seorang perempuan yang mengekspresikan perasaannya terang-terangan, bahkan sampai menumpahkannya menjadi sebait puisi.

Tidak jarang juga mereka digambarkan memotong rambut, merombak penampilan, dan mengubah patah hatinya menjadi sesuatu yang lebih bermakna.

Seperti itulah film Hollywood menggambarkan peristiwa putus cinta, setidaknya dari perspektif perempuan.

Sebuah stereotip yang salah, tentunya.

Tapi menurut Jessie Stephens, pengarang buku non-fiksi naratif tentang putus cinta, naskah film seperti ini sangatlah berguna bagi perempuan yang patah hati di kehidupan nyata.

"Ini 'naskah' yang tidak sempurna. Tapi setidaknya ada petunjuk tentang langkah apa yang perlu diambil, yang sebagian idenya muncul dari menyaksikan perempuan lain di sekitar mereka, di samping pop culture [atau budaya populer]," katanya.

"Ini salah satu cara untuk move-on."

Tapi, bagaimana dengan laki-laki?

Baca Juga: 3 Penyebab Putus Cinta yang Paling Menyakitkan

Jessie mengatakan budaya populer, dan masyarakat secara umum, tidak memiliki "naskah" patah hati untuk laki-laki, seperti halnya pada perempuan, hingga seringkali mereka "tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya".

"Setiap kali saya membaca cerita patah hati, atau menonton tayangan seperti itu, yang melakukan adegannya adalah perempuan," ujarnya.

"Menurut saya ketika laki-laki ditolak cintanya, mereka menjadi kagok karena hampir tidak pernah melihat contohnya."

Menurut Jessie, ini menjadi masalah yang lebih besar dari putus cintanya sendiri. Apalagi mengingat kesulitan laki-laki dalam mengekspresikan perasaan.

"Menurut saya disakiti, mengekspresikan rasa sedih, menangis dan uring-uringan masih dianggap aneh kalau dilihat dari kacamata maskulinitas."

"Kita masih mengejek laki-laki yang menangis dan mengatai mereka 'cengeng' karena mengekspresikan perasaan itu."

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI