Sementara itu, motif batik parang rusak artinya adalah masih kuat, sabar dan mampu kendalikan daya nafsu meski dalam keadaan kepayahan.Motif batik parang rusak konon tercipta saat Penembahan Senopati bertapa di Pantai Selatan. Ia disebut terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai.
Singkatnya, alasan motif batik parang tidak boleh ada di tasyakuran atau pesta pernikahan karena dipercayai dalam filosofi Jawa, bisa membawa keluarga baru itu penuh dengan cekcok dan perselisihan dalam pernikahan.
3. Larangan Penggunaan Batik Parang di tempat tertentu

Gibran Rakabuming yang merupakan Wali Kota Solo sekaligus kakak Kaesang mengungkap bahwa aturan pelarangan pakai batik parang lereng bukan datang dari keluarga melainkan dari pihak Pura Mangkunegaran. Tempat sakral itu memang tak memperbolehkan ada tamu pakai batik motif parang lereng atau parang rusak.
Diungkap Gibran, aturan tak boleh pakai motif batik parang itu langsung dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro X. Hal itu pun sudah lama diatur dalam adat Mangkunegaran.
Diketahui, batik motif parang hanya boleh dikenakan oleh keluarga keraton seperti raja, permaisuri, keturunannya hingga para bangsawan dan bupati. Sehingga batik motif parang tersebut memang tidak digunakan warga biasa. Ketentuan ini pun berlaku di Yogyakarta dan Solo.
4. Pernah Diklaim Miss Grand Malaysia
![Debra Jeanne Poh memakai baju bermotif batik. [Instagram/debrajeanne.poh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/15/98103-debra-jeanne-poh-memakai-baju-bermotif-batik.jpg)
Debra Jeanne Poh, finalis Miss Grand International 2018 dari Malaysia, membuat geger dan memicu kemarahan publik Indonesia—terutama warganet—karena tampil mengenakan batik.
Dalam kontes kecantikan terkenal tersebut, Debra memakai baju batik bermotif parang yang telah dimodernisasi.
Pemakaian batik oleh Debra itu menuai kemarahan warganet Indonesia. Mereka membanjiri Instagram Debra yang mengunggah fotonya memakai batik parang.