Sebuah studi oleh Universitas McGill pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa tikus yang tidak memiliki ayah selama perkembangannya memiliki formasi otak yang berbeda dari tikus dengan kedua orang tuanya.
Korteks prefrontal, yang menangani kemampuan kognitif seperti kontrol impuls, mengevaluasi konsekuensi, merencanakan, dan mengelola perilaku sosial, tidak berkembang dengan baik pada tikus yang tidak memiliki ayah.
Tikus betina tanpa ayah bahkan menunjukkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap amfetamin, sehingga mungkin ada godaan yang lebih tinggi untuk penggunaan narkoba.
Semua ini sesuai dengan perilaku anak-anak dengan ayah yang tidak hadir. Mereka memiliki masalah yang sama, dan itu mengakibatkan membolos, nilai rendah di sekolah, dan banyak lagi.
3. Masalah Relasional dan Perilaku
Anak-anak yang tumbuh tanpa ayah sering bergumul secara sosial. Ketidakhadiran seorang ayah juga sering menimbulkan masalah perilaku.
Anak-anak tidak tahu bagaimana memproses kemarahan atau kecemasan mereka, terutama jika kemampuan mereka untuk berkomunikasi berkurang, jadi mereka menyerang. Pada akhirnya, ini terus berdampak negatif pada hubungan mereka.
4. Kesehatan Mental
Anak-anak dengan ayah yang tidak hadir tumbuh tanpa rasa aman yang diberikan seorang ayah. Kehadiran dan cinta seorang ayah memberi kita pemahaman yang lebih besar tentang identitas dan rasa memiliki.
Baca Juga: Nathalie Holscher Ungkap Alasan Sule Tak Hadir di Ulang Tahun Baby Adzam
Ketika tidak ada, itu bisa membuat dunia terasa hancur dan tidak stabil. Oleh karena itu, anak-anak dengan ayah yang tidak hadir menderita kecemasan dan depresi dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada anak-anak dengan ibu dan ayah yang sekarang.