Beberapa dari mereka percaya pada kenabian Saleh, sementara yang lain tetap menolaknya meskipun dua dari mereka membunuh unta yang tidak bersalah.
Sebagai hukuman untuk ini, Allah mengirimkan gempa bumi di tengah malam, yang membuat mereka semua mati, dan tidak ada yang bangun lagi.
Dalam surat Al-A’raf ayat 78, Allah berfirman:
Artinya: "Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka." (QS. Al A\'raf:78).
Setelah bencana itu, yang tersisa hanyalah bangunan besar dan monumen yang mereka pahat dari gunung dan bebatuan, seperti yang masih bisa kita lihat hari ini.
Nabi Muhammad SAW Menghindari Al Ula (Madain Saleh)
Ketika Nabi Muhammad SAW melewati tempat ini saat pergi untuk Pertempuran Tabuk, dia secara khusus menunjuk tempat ini (Al Ula atau Madain Saleh) kepada para sahabatnya sebagai seorang ibrat.
Dia memerintahkan mereka untuk minum air hanya dari satu sumur yang digunakan oleh unta Hazrat Saleh AS dan melarang mereka makan dan minum apapun dari daerah itu dan melewatinya dengan agak cepat.
Gempa besar yang terjadi ribuan tahun lalu juga telah menipiskan lapisan pelindung bawah tanah bumi. Saat ini, para ilmuwan telah menemukan lubang besar di lapisan ozon atmosfer tepat di atas area yang hancur ini.
Baca Juga: Pegunungan Arab Saudi Menghijau Hingga Disebut Tanda Kiamat, Ternyata Ini Lho Sebabnya!
Hal ini menempatkan wilayah tersebut pada risiko kerusakan akibat gempa bumi, kerusakan akibat sinar UV, berbagai penyakit kulit, kanker, dan badai alam. Para peneliti setuju bahwa tidak aman bagi manusia untuk tinggal lama di sana, yang sesuai dengan larangan yang disabdakan Nabi Muhammad SAW tentang tempat ini.