"Kalau cuma lemas, flu, dan batuk aku masih bisa di rumah tapi ini arahnya udah sakit kepala karena aku punya masalah dengan meningitis, terus habis sakit kepala sesak kaya ditindih," ungkap Ashanty.
"Ada infeksi bakteri, terus trombosit turun. Perkara trombosit pakai turun lagi. Hb-nya juga turun karena mungkin pas kehilangan banyak darah ya, jadi Hb-nya turun," lanjutnya.
Pengalaman Ashanty membuat banyak wanita merasa khawatir akan mengalami kejadia serupa. Tapi, benarkah KB IUD memiliki efek samping? Ya, efek samping biasa terjadi akibat proses pemasangan IUD maupun reaksi tubuh terhadap jenis IUD yang digunakan.

Namun, pada dasarnya, setiap jenis kontrasepsi memiliki kelebihan dan efek samping tersendiri. Sebelum memilih metode kontrasepsi ini, penting untuk mengetahui apa saja efek samping KB IUD yang dapat terjadi seperti dilansir Alodokter.
1. Nyeri dan kram perut
Efek samping KB IUD berupa nyeri dan kram perut kerap terjadi selama pemasangan maupun setelahnya. Kram yang dirasakan dapat bersifat ringan hingga berat.
Intensitas kram akan berkurang secara bertahap, tetapi dapat juga bertahan hingga beberapa minggu. Efek samping KB IUD ini biasanya akan benar-benar hilang dalam waktu 3–6 bulan setelah pemasangan IUD.
2. Pusing
Pusing atau sakit kepala umumnya dialami oleh wanita yang menggunakan IUD hormonal. Hal ini diduga terjadi karena hormon progestin dalam IUD hormonal dapat memengaruhi zat kimia di otak, sehingga memicu sakit kepala.
Baca Juga: Titi DJ Dikabarkan Operasi Antiaging, Kenali Efek Samping dan Risikonya
3. Menstruasi tidak teratur