Suara.com - Baru-baru ini beredar sosok perempuan bernama Alya Theresia yang mengaku dirinya sebagai anak dari Mamah Dedeh. Sosok Alya Theresia ini viral setelah kisahnya diunggah akun Tiktok @abahtukanggosip.
Dalam unggahan tersebut, Alya Theresia mengaku merupakan anak Mamah Dedeh. Namun, ia jarang terlihat karena hubungannya dengan Mamah Dedeh kurang baik. Pasalnya, ia diusir oleh Mamah Dedeh dan keluarga karena pindah agama dari Islam ke Kristen.
"Saya lahir dari keluarga campuran. Bapak orang Betawi bernama Syarifudin dan ibu Dedeh Rosidah alias Mama Dedeh, orang Sunda," ucap narator yang seolah-olah mengucapkan pengakuan Alya Theresia dalam video yang diunggah beberapa waktu lalu.
Dalam ceritanya, Alya mengaku tertarik dengan Kristen setelah membaca Alkitab. Hal tersebut membuatnya mempelajari Kristen dan memutuskan untuk murtad. Namun, Mamah Dedeh dan keluarga sangat marah dan tidak terima.
Bahkan, saat lebaran mengunjungi keluarganya itu, Alya Theresia mengaku diusir karena memutuskan untuk murtad.
"Saya iseng baca, ada tulisan 'kami patut percaya kalau Yesus benar-benar ada'. Saya datang ke rumah di hari Lebaran, tapi saya diusir. Dibilang murtad," kata Alya Theresia.
Unggahan tersebut lantas menjadi sorotan. Beberapa menyoroti sikap Mamah Dedeh yang mengacuhkan anaknya sendiri. Namun, di sisi lain, beberapa warganet setuju dengan tindakan Mamah Dedeh.
Namun, sebenarnya bagaimana cara seorang Muslim bertindak jika salah satu keluarganya memilih untuk murtad atau menganut agama lain?
Dalam Islam, orang yang murtad pada dasarnya merupakan tindakan yang dibenci oleh Allah SWT. Pasalnya, mereka berpaling dari Allah SWT dan memilih untuk mempercayai agama lainnya. Mengutip Muslim, ketika ada keluarga yang memutuskan untuk murtad terdapat beberapa sikap yang diambil, di antaranya sebagai berikut.
- Berlepas diri dari kekufuran dan kemurtadannya.
- Tidak loyal, mendukung dan mencintainya dalam hal yang ada sangkut pautnya dengan ajaran yang ia anut.
- Menasihati dan mendakwahinya supaya kembali pada Islam.
- Diperbolehkan mengunjunginya dalam rangka menasehatinya dan terus berharap ia mendapat hidayah.
- Boleh memberikan ia hadiah untuk menarik hatinya pada Islam.
- Berpaling atau memboikotnya jika ia terus dalam kesesatan, khusus jika mendiamkannya bermanfaat.
Sementara itu, mengutip Umma.Id, Ustad Abdurrohman Djaelani menjelaskan, bagi orang tua yang anaknya murtad, dosanya tidak akan menjadi tanggungan selama sudah mengajarkan ajaran agama Islam.
Baca Juga: Heboh Sosok Alya Theresia Ngaku Anak Mamah Dedeh dan Pindah Agama, Keluarga Bilang Begini
“Kalau kemudian hidayah tidak sampai kepada dia maka itu tidak menjadi dosa kedua orang tuanya. Tetapi dengan catatan itu sudah diajarkan sejak dini ya,” ujarnya.