Habib Husein Jafar Ungkap Gelar Haji Cuma Ada di Indonesia, Ternyata Begini Asal-usulnya

Pendakwah Habib Husein Jafar menjelaskan kalau tradisi memberikan gelar kepada orang yang baru pulang berangkat haji sebenarnya warisan dari tradisi kolonial Belanda.

Bimo Aria FundrikaLilis Varwati
Selasa, 06 Juni 2023 | 19:15 WIB
Habib Husein Jafar Ungkap Gelar Haji Cuma Ada di Indonesia, Ternyata Begini Asal-usulnya
Habib Husein Jafar Al Hadar (instagram/tretanmuslim)

Suara.com - Musim ibadah haji bagi umat Islam akan segera tiba dalam beberapa pekan lagi. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, orang yang nantinya pulang dari melaksanakan ibadan haji akan mendapat gelar Haji atau Hajjah bagi perempuan. Kebiasaan memberikan gelar tersebut rupanya hanya terjadi di Indonesia.

Pendakwah Habib Husein Jafar menjelaskan kalau tradisi memberikan gelar kepada orang yang baru pulang berangkat haji sebenarnya warisan dari tradisi kolonial Belanda. 

"Gelar haji itu bikinan Belanda untuk mendeteksi orang yang sudah ke Makkah. Jadi ibarat kata dengan gelar itu siapa aja nih yang sudah ke Makkah karena bisa dkdeteksi terus karena khawatir dia membawa perubahan dari sana," jelas pria yang akrab disapa Habib Jafar tersebut ketika jadi bintang tamu podcast pada kanal YouTube Andre Taulany yang tayang Oktober 2021 lalu.

Lebih lanjut, Habib Jafar menjelaskan bahwa tujuan Belanda memberikan gelar haji agar mudah menandai orang-orang yang sudah pergi ke Makkah. Karena pada saat masa penjajahan dulu ada kekhawatiran kalau orang yang berangkat haji sikapnya berubah jadi berani mengutarakan kemerdekaan saat pulang ke Tanah Air.

Baca Juga:Asal Muasal Viral 'Pelan Pelan Pak Sopir' dan Sepeda Nabi Adam, Ternyata Begini Faktanya!

"Itu hanya di Indonesia sebenarnya. Artinya gelar yang dibuat Belanda untuk mengontrol, melihat. Karena khawatir membawa perubahan-perubahan pembebasan di tengah penjajahan," kata Habib Jafar.

Kekhawatiran itu dirasakan bangsa Belanda lantaran mereka berpikir bahwa orang-orang yang pergi ke Makkah untuk melakukan ibadah haji berpotensi bertemu banyak orang dari berbagai negara. Sehingga bisa saja pikirannya jadi lebih terbuka terhadap kemerdekaan.

"Haji itu kan orang bertemu dengan banyak orang, kemudian bersilaturahmi dengan banyak orang, terjadi perjalanan spiritual. Kemudian khawatir ketika pulang, karena haji itu tolok ukurnya ketika pulang, dia berubah apa enggak. Nah, khawatir perubahan dirinya itu membawa dampak sosial," pungkas Habib Jafar.

Setelah ratusan tahun berlalu, nyatanya tradisi menyematkan gelar itu masih terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. 

Baca Juga:Satu Jamaah Tertinggal Rombongan, Ini yang dilakukan Bupati Dhito

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

LIFESTYLE

TERKINI