Suara.com - Dalam beberapa waktu belakangan, jumlah pengguna Indonesia meningkat pesat. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) 2023 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta.
Peningkatan keahlian serta kompetensi digital semakin mendesak di tengah melonjaknya jumlah pengguna internet. Termasuk penggunaan media sosial yang menurut survei terbaru Hootsuit dan We Are Social, rata-rata 3 jam per hari.
"Media sosial sekarang seperti sebuah kebutuhan, untuk aktualisasi diri," ungkap Founder Digital Advisor Academy, Alamsurya Kubara saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Selasa (2/8/2023) dalam keterangannya baru-baru ini.

Bahkan lebih lanjut media sosial jadi sarana untuk promosi dan mengembangkan bisnis karena di dalamnya kini tersedia fitur iklan untuk dimanfaatkan menjangkau lebih banyak konsumen. Seperti sosial media yang dikembangkan oleh Meta, bisa diintegrasikan antara WhatsApp, Facebook, maupun Instagram sehingga akan lebih mudah untuk dikelola.
Nara sumber lainnya, Dosen Teknik Geomatika Unitomo, Yunus Susilo menyampaikan bahwa meski saat ini sudah sangat mudah mempromosikan produk dan jasa, namun etika pemasaran di media sosial juga perlu diperhatikan. "Erika pemasaran membawa seperangkat nilai, prinsip, dan standar perilaku yang mengatur cara perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran," paparnya di kesempatan yang sama.
Hal ini penting karena perusahaan atau brand berhadapan dengan pelanggan, pesaing, dan masyarakat secara umum. Ia melanjut bahwa etika pemasaran juga merupakan bagian dari strategi pemasaran produk. Etika ini dibuat untuk memastikan bahwa perusahaan melakukan praktik pemasaran yang jujur, adil dan bertanggung jawab dan bermanfaat bagi semua pihak.
"Kejujuran dalam berbisnis mempengaruhi efek positif terhadap pelaku bisnisnya," tambahnya.
Hal ini lantaran semakin tinggi kepercayaan konsumen ke pengusaha, maka jumlah konsumen dan produk yang dipasarkan juga semakin tinggi. Dengan edukasi dalam pemasaran, konsumen tahu cara menggunakan produk juga meningkatkan jaminan bahwa produk yang dibeli berfungsi dengan baik.
Media sosial yang kini jadi sarana pemasaran bagi pemilik brand kadang kala disusupi oknum yang melakukan penipuan terhadap konsumen. Untuk itu, konsumen pun tetap harus kritis dalam membaca informasi maupun memilih produk dari pemasaran melalui media sosial maupun internet.
"Pembeli perlu berpikir kritis sebelum membeli, periksa toko online, cermati promo dan penawaran di luar situs resmi, termasuk untuk promo yang tampak tidak masuk akal,"ungkap Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali, Ni Kadek Dwi.