Charles Mussry dikenal dekat dengan Presiden Soekarno, yang menunjukkan pengaruhnya dalam perjuangan kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan Charles Mussry tidak hanya sebatas bantuan logistik, tetapi juga membentuk hubungan yang erat dengan tokoh-tokoh penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Identitas Keagamaan
Pada akhir 1950-an, keluarga Charles Mussry mendapatkan Kartu Tanda Penduduk. Meskipun awalnya mereka mengisi kolom agama dengan "Yahudi," pada saat memperpanjang kartu, mereka diminta untuk memilih salah satu dari lima agama resmi yang ada pada waktu itu. Saudara Charles, David Mussry, memilih agama Hindu, menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi yang mendalam dalam menjalani kehidupan di Indonesia.
Charles Mussry meninggal dan dimakamkan di Surabaya, di Pemakaman Ereveld Kembang Kuning yang dikelola oleh Yayasan Pemakaman Korban Perang Oorlog Graven Stichting (OGS). Batu nisan makam Charles Mussry terukir dengan aksara Ibrani. Charles Mussry, yang lahir pada 9 Oktober 1919 dan meninggal pada 23 Agustus 1971, adalah salah satu contoh nyata dari individu Yahudi yang memilih untuk berjuang bersama Indonesia dalam perjalanan menuju kemerdekaan.