7 Kontroversi Edi Darmawan Salihin: Suka Main Perempuan Sampai Konflik dengan Hotman Paris

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 05 Oktober 2023 | 14:10 WIB
7 Kontroversi Edi Darmawan Salihin: Suka Main Perempuan Sampai Konflik dengan Hotman Paris
Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin. [Netflix]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bahkan ia mengatakan kalau senjata api itu ia bawa saat menghadiri sidang pembunuhan Mirna Salihin dan juga pada saat wawancara film dokumenter itu.

Punya botol sianida

Dalam sebuah wawancara lawasnya, Edi pernah melontarkan pernyataan yang kontroversial. Ia mengaku memiliki botol sianida, mirip dengan yang digunakan Jessica Wongso untuk meracuni Mirna.

Penggalan video wawancara itu viral karena diunggah ke media sosial, salah satunya oleh akun TikTok @dreezy.wear.

"Saya ada botolnya tuh, yang dia pakai untuk ngeracun. Kelihatan mirip," ucap Edi.

"Dari mana pak Edi tahu bahwa seperti inilah botol yang dipakai?" tanya pembawa acara.

Edi tidak menjawab dengan pasti dari mana ia mendapatkan botol sianida itu. Ia hanya menjawab kalau selama ini instingnya jarang meleset.

Marah foto jenazah Mirna berubah

Ketika kasus kematian Mirna Salihin tengah bergulir pada 2016 lalu, Edi Darmawan pernah marah ketika seorang ahli menyatakan kalau ciri-ciri seseorang yang meninggal akibat racun sianida yakni jenazahnya berwarga merah ceri.

Baca Juga: Dituding Sukai Mirna, Pengacara Bongkar Sosok Kekasih Jessica Wongso: Dia Pacarnya Bule, Komisioner

Sementara ketika itu diketahui jenazah Mirna berwarna biru, sehingga tidak sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan ahli tersebut.

Edi seakan ngotot kalau anaknya meninggal karena Sianida dan berusaha menunjukkan bukti baru kalau jenazah putrinya berwarna merah ceri.

Lakukan PHK sepihak

Dirangkum dari beberapa sumber, Edi Darmawan Salihin diketahui merupakan pemilik PT Fajar Indah Cakra Cemerlang.

Perusahaan itu bergerak di bidang jasa layanan pengiriman barang dan salah satu kantornya berada di kawasan Jakarta Pusat.

Awal 2023, Edi dan perusahaannya dilaporkan oleh puluhan mantan karyawannya ke Polda Metro Jaya akibat PHK secara sepihak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI