Suara.com - Politikus Ade Armando akhirnya meminta maaf usai menyebut politik dinasti di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kader PSI ini sebelumnya menyenggol Keraton Yogyakarta yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Sri Sultan HB X.
Lalu, seperti apa sosok Gubernur DIY yang sudah menjabat selama 25 tahun ini? Simak inilah profilnya selengkapnya.
Profil Sri Sultan HB X
Sri Sultan Hamengku Buwono X lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 April 1946. Raja Keraton Jogja ini terlahir dengan nama Bendara Raden Mas Herjuno Darpito.
Sang ayah merupakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan ibunya bernama KRAy Windyaningrum. Tahta Sri Sultan HB X sebagai Raja Kasultanan Yogyakarta dimulai pada tahun 1989 hingga sekarang.
Sebelum dinobatkan sebagai putra mahkota, Sultan terlebih dahulu diberikan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Harya (K.G.P.H.) Mangkubumi.
Mengenai pendidikan, Sri Sultan HB X bersekolah di SMA Negeri 6 Yogyakarta pada tahun 1966. Usai lulus, Sultan ternyata tidak langsung melanjutkan pendidikan tingginya.
Sri Sultan HB X baru berkuliah dengan dengan mengambil jurusan Ketatanegaraan Fakultas Hukum di Universitas Gajah Mada pada 1978. Orang nomor satu di Yogyakarta ini kemudian lulus pada tahun 1983.
Beliau juga sempat didaulat sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (KAGAMA).
Baca Juga: Kronologi Ade Armando vs Sri Sultan HB X Adu Mulut Soal Politik Dinasti
Sosok Sultan tidak hanya dikenal sebagai Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta. Sosoknya juga dikenal aktif di berbagai kegiatan organisasi.
Beliau pernah menjabat sebagai Kadinda DIY dan Ketua DPD Golkar DIY. Selain itu, sosoknya juga pernah menjadi Ketua KONI DIY, ditambah Dirut PT Punokawan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.
Sri Sultan HB X juga diketahui ikut mendirikan partai baru bersama Surya Paloh, yakni Partai Nasional Demokrat (Partai NasDem). Namun, kini Sri Sultan HB X sudah resmi keluar dari Partai NasDem.
Silsilah keluarga
Sri Sultan HB X merupakan anak laki-laki tertua dari Sultan Hamengku Buwano IX dari istri keduanya bernama RA Siti Kustina atau KRAy Widyaningrum.
Sultan kemudian menikah dengan Tatiek Drajad Suprihastuti yang diberi gelar RA Mangkubumi/GKR Hemas.