Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin menjadi yang paling hemat dengan 664 konten iklan dan pengeluaran Rp388,5 jutaan.
Momen ini memang menjadi krusial para elit politik untuk memenangkan hati para calon pemilihnya, terutama bagi yang muda dan baru akan menggunakan hak pilihnya.
Sederhananya, semakin banyak wajah mereka bersirkulasi di internet, semakin besar pula paparan ke pengguna internet yang berpotensi memilihnya. Startegi ini kurang lebih mirip dengan proses PDKT.
TikTok Jadi Senjata Memenangkan Hati Pemilih
Banyak politisi yang mempercayai bahwa penggunaan TikTok dapat mengatrol elektabilitas mereka.
Lantaran Indonesia menyumbang audiens terbesar kedua platform ini secara global. Beberapa penelitaan juga menemukan bahwa dampak TikTok sangat memengaruhi opini publik.
Maka tak heran jika, beberapa pakar mengatakan 2024 sebagai "Pemilu TikTok" karena meningkatnnya kekuatan dan pengaruh aplikasi video terhadap wacana politik.
Seperti yang disinggung sebelumnya, We Are Social mencatat ada 213 juta pengguna internet di Indonesia per Januari 2023. Sementara itu, per Oktober 2023 sekitar 106,52 juta diantaranya tercatat sebagai pengguna TikTok.
Tantangan Kampanye di Medsos
Baca Juga: Prahara TikTok Shop Kembali Lagi, Dianggap Masih Langgar Aturan
Koordinator Umum KISP M Edward Trias Pahlevi mengatakan ketidaktransparan dana kampanye digital menjadi salah satu tantangan kampanye pemilu di media sosial.