"Karena kalau saya lihat sesuatu itu, saya enggak flexing karena enggak punya, saya melihat sesuatu karena fungsinya, misalnya tas kan untuk membawa barang mau harganya berapa kan fungsinya sama," ujar Siti Atikoh, dikutip pada Selasa (20/2/2024).
Tak hanya itu, ia juga mengaku tidak pernah masuk ke toko atau konter-konter yang menjual barang-barang mewah dan bermerk.
Usut punya usut, cara pandang yang seperti demikian ternyata berasal dari latar belakang keluarga Siti Atikoh yang memang sederhana sejak dulu.
"Background saya keluarga sederhana kalau misal saya kalkulasi dengan harganya ratusan juta bisa sekolahkan anak sampai sarjana, atau bisa buat Musala," ungkapnya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan