Suara.com - Calon pekerja harus tahu ciri perusahaan yang memperhatikan kesetaraan hak perempuan dan laki-laki saat bekerja. Termasuk memperhatikan work life balance yang dinilai sangat vital.
Menurut People & Culture Director PT HM Sampoerna Tbk, Ripy Mangkoesoebroto bahwa ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan calon pekerja, khususnya perempuan kepada HRD atau perekrut sebelum akhirnya putuskan menerima pekerjaan.
"Saran saya sekarang di internet informasi itu udah terbuka, kalau mau interview pertama-tama google dulu deh. Perusahaan ada kasus atau nggak, yang terkait sama pembedaan diskriminasi nggaknya perempuan, buat kaum difabel, ada berita bagusnya atau nggak," ujar Ripy dalam keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (4/5/2024).

Ripy mengatakan calon pekerja perempuan sebaiknya jangan khawatir saat menanyakan persoalan kesetaraan hak dan work life balance kepada pihak penerima kerja. Ini karena jika calon perusahaan itu baik dan berkualitas, mereka tidak akan menganggap pertanyaan tersebut sebagai tendensius atau menganggapnya sebagai perlawanan.
Bahkan sebagai salah satu pemangku kebijakan perusahaan tempatnya bekerja, Ripy menjelaskan tempatnya bekerja memiliki jumlah atasan dengan gender lelaki dan perempuan yang berimbang. Apalagi perusahaannya sadar jika keberagaman, kesetaraan dan knklusivitas atau Diversity, Equity and Inclusion (DEI) di terapkan secara baik di tempat kerja akan membawa perusahaan lebih sukses.
“Saat ini sudah mulai ada perusahaan-perusahaan yang mengusung keragaman dan inklusi sebagai fondasi utama kesuksesan yang berkesinambungan," ujar Ripy saat bersama Perhimpunan Manajemen Sumber Daya (PMSM) Indonesia dan BINUS University merilis penelitian praktik DEI di Indonesia.
Berikut ini daftar pertanyaan untuk HRD saat wawancara, sehingga bisa mencari tahu ciri perusahaan yang memperhatikan work life balance dan kesetaraan hak perempuan maupun lelaki saat bekerja menurut Ripy:
1. Tanya jumlah pekerja perempuan
Memiliki banyak pekerja perempuan memang penting, tapi yang lebih penting cobalah calon pekerja bertanya berapa banyak petinggi perusahaan yang berjenis kelamin perempuan. Menurut Ripy, jika jumlah gender seimbang di petinggi perusahaan maka jadi tanda positif adanya work life balance dan kesetaraan hak di tempat bekerja tersebut.
"Di sini direktur antara lelaki dan perempuan berapa banyak pak yang perempuan, kalau kita lihat di perusahaan saya itu manajaer up di atas 40 persen perempuan, itu udah pertanda direktur dan senior manajaer ternyata banyak yang perempuan," ujar Ripy.
Baca Juga: 3 Tips Perkenalan Diri yang Benar saat Interview Kerja, HRD Auto Tertarik!
2. Jangan tanyakan yang menjurus
Ripy melarang calon pekerja untuk langsung to the point atau menjurus menanyakan ruang laktasi atau cuti melahirkan dan menyusui. Ini karena aturan itu sudah menjadi hal wajib yang diterapkan perusahaan, sedangkan jika tidak bakal mendapat sanksi.
"Jadi jangan bapak sedia ruang laktasi nggak? Soalnya kalau itu kewajiban soalnya, kalau kewajiban dia pasti akan bilang iya, kalau nggak dia bisa kena hukum (pemerintah). Tanya aja simbol-simbolnya," ungkap Ripy.
3. Tanyakan peluang naik jabatan
Ripy menambahkan tidak ada salahnya jika calon pekerja perempuan menanyakan peluang dan program khusus agar kaum hawa bisa berkembang. Salah satu cirinya bisa terlihat dari perusahaan yang membuka peluang dinas ke luar negeri, hingga peluang naik jabatan menjadi manajaer hingga CEO perusahaan.
"Terus bisa tanya kalau benefitnya perempuan seperti apa. Ini karena ada beberapa perusahaan yang masih membedakan antara pekerja perempuan dan lelaki, termasuk perempuan dianggap single, dan lelaki berkeluarga boleh. Boleh ditanya, jika sudah berkeluarga atau akan berkeluarga, bagaimana dengan hak-hak saya," pungkas Ripy.