TNI Pernah Punya Prajurit Naturalisasi, Tanpa Dirinya tak Ada Prabowo Luhut

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Minggu, 15 September 2024 | 09:35 WIB
TNI Pernah Punya Prajurit Naturalisasi, Tanpa Dirinya tak Ada Prabowo Luhut
Idjon Djanbi, perintis Kopassus yang merupakan prajurit TNI naturalisasi. [Wikipedia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemain naturalisasi di Timnas Indonesia kembali menjadi polemik setelah mantan Dubes RI untuk Polandia, Peter Gontha, melayangkan kritik.

Dalam unggahan di Instagram, Peter Gontha menyebut sejumlah pemain naturalisasi di era pelatih Shin Tae-yong memiliki kewarganegaraan ganda.

"Apakah Anda tahu bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor," tulis Peter Gontha.

"Nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka? (saya tahu)," kata pria yang juga pengusaha terkenal ini.

Keberadaan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia memang selalu menjadi polemik. Ada pihak yang pro ada juga yang kontra. Pihak pro berargumen kehadiran pemain naturalisasi dibutuhkan untuk menaikkan kualitas permainan Timnas Indonesia.

Sementara pihak kontra biasanya mengaitkan dengan nasionalisme dan dedikasi para pemain naturalisasi terhadap merah putih. Namun tidak sepenuhnya bule yang menjadi WNI tidak loyal terhadap bangsa.

Buktinya ada dalam sejarah perjalanan TNI. Dulu TNI pernah punya prajurit naturalisasi yang sangat berjasa bagi bangsa. Dia adalah Rodes Barendrecht "Rokus" Visser.

Profil Visser

Rokus Bernardus Visser lahir di Desa Boskoop, Provinsi Zuid, Belanda pada 13 Mei 1914. Ayahnya adalah seorang petani tulip Belanda yang sukses.

Baca Juga: Sosok Linda Tombeng, Ibu Mees Hilgers yang Berdarah Manado

Baru lulus kuliah, Visser muda membantu ayahnya menjual bola lampu di London ketika Perang Dunia II pecah.

Tidak dapat kembali ke tanah airnya yang diduduki Nazi, Visser mendaftar sebagai tentara Belanda yang dibentuk di Inggris.

Visser memperoleh keterampilan tempur saat dilatih di Pelatihan Dasar Komando Achnacarry di Skotlandia.
Pelatihan dilakukan di pantai yang dingin dan tidak berpenghuni.

Idjon Djanbi. [Instagram Heru Djanbi]
Idjon Djanbi. [Instagram Heru Djanbi]

Selama pelatihan, Visser memperoleh berbagai keterampilan tempur, seperti membunuh tanpa senjata, membunuh pengawal, menembak diam-diam, pertarungan tangan kosong, hingga membunuh tanpa senjata api.

Setelah berlatih di Skotlandia, dia diberi 'vet glider' (baret hijau). Sedangkan baret merah diperoleh Visser saat mengenyam pendidikan dari British Special Air Service (SAS).

Lulus dari pendidikan, DIa ditugaskan sebagai sopir pribadi Ratu Wilhelmina. Karena patriotisme, atau kebosanan, Sersan Visser meninggalkan pos sopirnya yang nyaman setelah setahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI