Suara.com - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid melakukan perombakan. Di antaranya dengan memecat Prabu Revolusi dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM).
Jabatan tersebut kini dipercayakan kepada Molly Prabawati. Pergeseran posisi itu tercantum dalam Surat Perintah Plt No: 2186/M.KOMDIGI/KP.01.06/11/2024 yang ditandatangani Meutya pada 25 November 2024 lalu.
Atas dasar itu, sosok Meutya Hafid dan Prabu Revolusi kerap dibanding-bandingkan. Tak terkecuali rekam jejak keduanya yang sama-sama dari jurnalis senior ke politik. Berikut informasinya yang telah terangkum.
Adu Rekam Jejak Meutya Hafid Vs Prabu Revolusi
Baca Juga: Kenapa Prabu Revolusi Dicopot dari Komdigi padahal Baru 3 Bulan Bertugas?
Jauh sebelum menjadi Mekomdigi, Meutya Hafid berkarier sebagai jurnalis di Metro TV. Tepatnya pada tahun 2001-2008, setelah dirinya menamatkan gelar sarjana dari Universitas New South Wales yang berlokasi di Australia.
Selama tujuh tahun menjadi jurnalis, Meutya sampai diberi penghargaan Elizabeth O'Neill oleh pemerintah Australia. Adapun namanya mulai dikenal publik usai ia dan juru kamera Budiyanto diculik pada Februari 2005 silam.
Penculikan dilakukan oleh sekelompok pria bersenjata ketika Meutya dan Budi sedang bertugas meliput di Irak. Mereka akhirnya dibebaskan setelah beberapa hari disandera. Setelah itu, Meutya mulai beralih profesi.
Ia meninggalkan dunia jurnalistik dengan bergabung ke Partai Golkar. Melalui partai ini, Meutya Hafid pun berhasil menjadi anggota DPR RI pada periode 2009-2014 untuk daerah pilihan (dapil) Sumatera Utara (Sumut) I.
Setelahnya, ia mulai mengisi kursi anggota dewam selama tiga kali berturut-turut, hingga periode 2019-2024. Meutya bahkan sempat menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR. Lalu, ia ikut ke dalam tim kampanye Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Baru Copot Prabu Revolusi, Isi Garasi Meutya Hafid Kebanting Jauh dari Eks Dirjen Komdigi
Saat itu, Meutya dipercaya menjadi Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Keikutsertaannya ini ternyata membuahkan hasil karena ia akhirnya terpilih sebagai Menteri Komdigi.
Di sisi lain, Prabu Revolusi resmi dilantik oleh Menteri Budi Arie Setiadi untuk menjabat Dirjen IKP Kominfo pada 19 Agustus 2024 lalu. Sebelum ini, suami Zee Zee Shahab itu juga menjalani karier sebagai jurnalis senior.
Karier jurnalistiknya dimulai dari posisi pembawa acara berita di Metro TV. Setelah itu, Prabu pindah ke RTV dan menjabat Pembawa Acara Utama, Produser Eksekutif, hingga Wakil Ketua Divisi Kreatif Berita.
Kemudian, pada tahun 2015, ia membawakan berita di CNN Indonesia. Selang empat tahun, Prabu dipromosikan menjadi Manajer Pengayaan Konten Digital dan menjabat Stafsus Menparekraf sampai tahun 2021.
Tak hanya di bidang jurnalistik, Prabu Revolusi juga kerap terjun ke dunia seni peran seperti sang istri. Ia tercatat pernah tampil dalam beberapa film, seperti "Dear Nathan: Thank You Salma" dan "Kamu Tidak Sendiri".
Prabu lalu bergabung dengan MNC Media sebelum akhirnya menggeluti politik melalui Partai Perindo. Meski tak lagi kerja di Komdigi, ia masih menjadi Komisaris Independen Kilang Pertamina Internasional sejak 1 Februari 2024.
Ia juga masih memiliki kekayaan melimpah yang tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sejak 6 Juni 2024. Prabu Revolusi mempunyai harta mencapai 5,58 miliar dengan aset terbesar berupa kas dan setara kas senilai Rp 2,2 miliar.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti