Baru-baru ini sosok Yati Pesek tengah jadi perbincangan hangat usai cuplikan videonya yang mendapat ucapan kurang pantas dari Gus Miftah viral di sosial media. Dalam cuplikan video yang beredar, Gus Miftah seakan menghinanya dengan candaan yang cenderung mengarah ke body shaming dan mesum. Lantas seperti apa sosoknya? Profil dan karier Yati Pesek akan dibahas dalam artikel berikut.
Suara.com - Video Gus Miftah yang meroasting Yati Pesek salah satunya seperti diunggah oleh akun TikTok @syauqizuhdi_. Melansir dari postingan TikTok itu, diketahui Yati Pesek dan Gus Mifta menghadiri acara pertunjukan wayang Ki Warsono di Yogyakarta. Dalam acara tersebut Gus Miftah dijelaskan bertindak sebagai seorang dalang.
Candaan sang ulama pun semakin melewati batas dengan menyebut bahwa dirinya bersyukur bahwa Yati Pesek mempunyai paras yang jelek. Jika ia cantik, maka Yati disebut akan jadi lont* atau pekerja seks komersial.
Gelak tawa bahkan terdengar dari sejumlah orang yang hadir dalam acara tersebut. Sementara itu, Yati Pesek tampak tersinggung sambil menghela napas dan merasa heran dengan pernyataan dari seorang Gus Miftah.
Tersinggung dengan hinaan Gus Miftah, Yati Pesek lantas mengingatkan tentang peranannya dalam acara itu. Seolah tak mengiraukan peringatan itu, Miftah pun kembali menjadikan usia Yati sebagai bahan lelucon dengan kalimat seolah merendahkan dan mesum.
Yati yang merasa dihina akhirnya mengadukan kejadian itu kepada sang dalang utama, Ki Warsono. Bahkan Yati diduga melontarkan sebuah sindiran kepada Gus Miftah yang selama ini dikenal sebagai seorang pemuka agama.
Aksi Gus Miftah itu tentu menuai beragam kecaman, mengingat posisi Yati Pesek yang lebih senior darinya. Sebagaimana diketahui, Yati telah berkarya sebagai seorang seniman sejak tahun 1964, tepatnya 17 tahun sebelum utusan presiden itu lahir.
Profil Yati Pesek
Baca Juga: Social Learning Behavior: Bahaya Laku Gus Miftah di Akar Rumput
Yati Pesek yang memiliki nama asli Suyati, lahir di Yogyakarta pada 8 Agustus 1952 dari keluarga seniman. Ayah Yati adalah seorang pengrawit dan ibunya penari, di mana mereka kerap terlibat dalam seni wayang orang.
Sejak masih kecil, Yati telah belajar menari dari sang ibu dan guru tari seperti R. M. Joko Daulat dan Basuki Koeswaraga. Meski hanya mengenyam pendidikan formal hingga SD, Yati terus mengasah bakat seni melalui berbagai macam kegiatan seni pertunjukan.
Meski ia dikenal sebagai sosok yang serba bisa, namun latar belakang kehidupan Yati Pesek justru dipenuhi kisah yang menyedihkan. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Eileen Rachman dalam bukunya '52 Kata-kata Motivasi yang Memberi Semangat', jika Yati Pesek menjadi yatim piatu sejak usianya belia masih 12 tahun.
Alih-alih pasrah dengan apa yang terjadi pada hidupnya, Yati memilih bangkit dan terus berkarya. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Yati Pesek mempunyai tekad yang kuat untuk meneruskan apa yang telah dicita-citakan keluarganya.
Karier Yati Pesek
Awal karier Yati Pesek di dunia kesenian ditandai dengan ia bergabung dalam seni tobong, sebuah seni pertunjukan yang dihadirkan sebagai suatu usaha komersial. Pada jamannya, seni tobong ini berisikan sekelompok orajg yang mengadakan pertunjukkan untuk umum di setiap malam sepanjang tahun.