Suara.com - Pengacara Farhat Abbas menyayangkan keputusan Miftah Maulana atau Gus Miftah mundur dari Utusan Khusus Presiden. Menurutnya, hal itu seharusnya tidak perlu dilakukan.
Farhat Abbas juga mengkritik Presiden Prabowo Subianto yang seharusnya membela Miftah. Hal ini disampaikannya saat menjadi bintang tamu dalam acara Indonesia Lawyers Club yang dipandu Karni Ilyas pada Kamis (12/12/2024).
"Dan kenapa gak presiden waktu itu membela dia, pak Karni? Harusnya dibela. Karena biar bagaimana pun Gus Miftah ini bagian dari kabinet dan merupakan Utusan Khusus Presiden," ucap Farhat Abbas seperti dikutip Suara.com, Kamis (12/12/2024).
Menurutnya, perundungan terhadap Miftah juga sama artinya dengan menyerang kabinet Prabowo. Oleh sebab itu, kata Farhat, Miftah seharusnya tetap dipertahankan dan dibela oleh presiden.
Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Cuma Rp 10 Ribu per Porsi, Megawati: Hai Mas Bowo...
"Harusnya, kalau saya jadi pak presiden (akan mengatakan), 'Biar kami akan bina atau kami luruskan kembali'. Kan selesai, jangan membiarkan dia tertekan dan menjadi bahan bullyan," katanya.
"Karena mau tidak mau ini yang diserang kan bukan Gus Miftah pribadi, tapi adalah kekuatan dari tim pak Prabowo, gitu," lanjut Farhat Abbas.
Farhat Abbas mengatakan bahwa Presiden Prabowo perlu bertindak tegas dalam menangani kasus Miftah. Jika tidak, lanjutnya, maka Prabowo akan kesulitan menghadapi masalah menteri-menteri dalam pemerintahannya.
"Nah, kalau Gus Miftah sudah rubuh, bagaimana nanti akan menghadapi menteri-menteri dalam 100 hari ke depan atau setahun ke depan? Jangan lemah gitu," tegas Farhat Abbas.
Terakhir, Farhat Abbas masih menantikan keputusan Presiden Prabowo. Khususnya apakah orang nomor satu di Indonesia tersebut bakal menerima atau menolak surat pengunduran diri Miftah.
Baca Juga: Tokoh NU Ini Skakmat Gus Miftah: Kalau Tak Berilmu, Jangan Ceramah
"Nah, saya gak tahu sekarang apakah pak Presiden menerima mundurnya atau mungkin dipertimbangkan lagi untuk mundurnya, gitu," tandas Farhat Abbas.