Setelah memulai perjalanan bisnis penerbangannya, Bouraq berkembang pesat. Pada tahun 1972, maskapai ini mendirikan anak perusahaan Bali Air yang berfokus pada penerbangan berjadwal untuk melayani rute-rute domestik, khususnya di Indonesia bagian timur.
Tak hanya itu, Bouraq juga mendirikan Bouraq Natour, yang bergerak di bidang konstruksi, dan membantu pembangunan beberapa bandara besar di Indonesia, seperti Bandara Sam Ratulangi di Manado pada 1976.
Memasuki tahun 1980-an, Bouraq semakin memantapkan eksistensinya di industri penerbangan Indonesia. Maskapai ini menambah armadanya dengan pesawat-pesawat baru, seperti Vickers Viscount (VC-843), CASA NC-212, dan BAE-748, serta memperkenalkan pesawat-pesawat jenis Britten Norman Islander dan Trislander untuk penerbangan perintis.
Pada tahun 1990, Bouraq bahkan berhasil meraih predikat sebagai maskapai swasta dengan performa ketepatan waktu terbaik dalam penerbangan domestik.
Pada masa puncaknya, Bouraq menghadapi kritik dari pesaing-pesaingnya yang menyebut armada Bouraq sebagian besar menggunakan pesawat tua. Untuk mengatasi hal tersebut, Bouraq mendatangkan pesawat jet Boeing 737-200 yang lebih modern, dengan dana sebesar USD 70 juta.
Maskapai ini berhasil memperbesar armadanya menjadi 30 unit, termasuk dengan melibatkan 100 awak pilot dan kopilot, beberapa di antaranya adalah penerbang perempuan yang langka pada saat itu, seperti Meriam Zanaria dan Lokawati Nakagawa.
Namun, meski mengalami kemajuan, Bouraq tetap harus menghadapi banyak tantangan, terutama saat krisis ekonomi Asia pada 1997 yang berdampak besar pada industri penerbangan Indonesia.
Maskapai ini berusaha bertahan dengan melakukan efisiensi, mengurangi jumlah pesawat, serta mengoptimalkan penggunaan awak pesawat, tetapi hal ini tidak cukup untuk mempertahankan operasional maskapai.
Kandasnya Maskapai Bouraq
Baca Juga: Cek Fakta: Insiden Sebelum Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan
Pada 6 Juni 1995 Jerri Sumendap meninggal dunia. Posisinya digantikan oleh anaknya, Danny Sumendap, yang berusaha memperbaiki struktur perusahaan dan menghadapi perkembangan zaman. Namun, upaya tersebut tidak mampu mengatasi krisis keuangan yang semakin menggerogoti Bouraq.