“Generasi muda cenderung memilih cara hidup yang lebih praktis. Padahal, budaya adalah bagian dari identitas kita,” kata Elsa.
Menurutnya, tantangan utama adalah menjaga budaya ini tetap relevan. “Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi? Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Komunitas harus bergerak.”
Benteng Walking Tour mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, baik dari komunitas masyarakat Tionghoa maupun non-Tionghoa. Banyak yang terkejut dengan kekayaan sejarah yang selama ini luput dari perhatian.
“Harapannya, semakin banyak orang yang menghargai budaya Tionghoa Benteng. Ini bukan sekadar sejarah satu kelompok, tapi bagian dari sejarah Indonesia,” tutup Elsa.
Untuk kamu yang tertarik dengan jadwal dan informasi lebih lanjut tentang Benteng Walking Tour bisa dilihat di akun Instagram @bentengwalkingtour.