Perubahan ini terjadi seiring adanya penggusuran pusat prostitusi di daerah Senen, Jakarta Pusat, pada tahun 1950-an. Alhasil para pekerja seks komersial (PSK) itu pindah ke daerah Kalijodo.
Dari situlah Kalijodo menjadi tempat dunia hitam. Selain prostitusi, di sana juga marak perjudian dan premanisme.
![Taman Kalijodo. [Instagram @rptrakalijodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/08/69595-taman-kalijodo.jpg)
Selama bertahun-tahun Kalijodo dikenal sebagai lembah hitam, lalu di tahun 2016, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengambil keputusan berani.
Ia memutuskan membubarkan lokalisasi Kalijodo dan merubahnya menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Pemprov DKI lalu melakukan penggusuran besar-besaran terhadap warga yang tinggal di sana.
Berhasil mengusir warga, Pemprov DKI Jakarta lalu merubah peruntukan Kalijodo menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Pemprov DKI menyediakan berbagai fasilitas yang bisa dipakai warga. Seperti lapangan futsal, skate park, jogging track, dan taman bermain anak.
Sayangnya begitu Ahok tidak lagi menjadi Gubernur DKI, Taman Kalijodo terbengkalai. Fasilitas yang tersedia tidak terurus.
Hal inilah yang bakal ditata kembali oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Begitu dilantik menjadi DKI 1, Pramono berjanji akan meneruskan peninggalan-peninggalan gubernur sebelum dirinya, termasuk Taman Kalijodo.
"Habis ini saya konsentrasi untuk tempat-tempat yang ditinggalkan oleh Pak Ahok. Kalijodo salah satu yang akan saya segera selesaikan," ujar Pramono di Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara, Kamis (6/3/2025).
Baca Juga: Diprotes Pantau Banjir Naik Helikopter, Pramono Jawab Alasannya
Menurut Pramono, perlu ada penyesuaian renovasi RPTRA Kalijodo. Misalnya, skate park yang disebutnya kurang diminati oleh warga sekitar.