Gejala lainnya yang perlu diwaspadai termasuk pembengkakan kaki setelah berjalan beberapa jam, mata bengkak saat pagi hari, kelelahan, serta peningkatan frekuensi buang air kecil di malam hari yang menyebabkan gangguan tidur. Beberapa penderita gangguan ginjal juga mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam bekerja atau belajar.
Selain itu, banyak penderita penyakit ginjal kronis mengalami tekanan darah tinggi yang semakin memperburuk kondisi ginjal.
Oleh karena itu, Sashi menegaskan bahwa deteksi dini sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit yang lebih parah.
Kementerian Kesehatan RI menyarankan langkah-langkah pencegahan seperti pemeriksaan kesehatan rutin, menghindari asap rokok, menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, istirahat cukup, serta mengelola stres agar terhindar dari penyakit ginjal.
Gagal Ginjal Bisa Disebabkan Hipertensi dan Diabetes
Kasus gagal ginjal di Indonesia banyak dipicu oleh hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada ginjal, sehingga mengganggu fungsinya dalam menyaring limbah dari darah.
Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), Aida Lydia menjelaskan bahwa selain hipertensi dan diabetes, penyebab lain gagal ginjal meliputi peradangan ginjal, penyakit bawaan, serta infeksi.
Gangguan fungsi ginjal dapat dideteksi melalui tanda-tanda seperti perubahan warna urine, peningkatan kadar kreatinin dalam darah, serta hasil biopsi ginjal atau pencitraan medis.
"Pemeriksaan fungsi ginjal dapat dilakukan dengan mengukur Laju Filtrasi Glomerulus (LFG). Jika nilainya di bawah 60, itu menandakan adanya gangguan ginjal. Apabila turun di bawah 15, berarti sudah masuk tahap gagal ginjal stadium lanjut," kata Aida.
Pada tahap gagal ginjal lanjut, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal. Terdapat tiga metode utama, yaitu hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal.