Suara.com - Nama dr Reza Gladys kembali menjadi perbincangan publik setelah video dirinya berbicara dalam rapat DPR RI viral di media sosial.
Sebab cara penyampaiannya dalam rapat tersebut dinilai kurang jelas dan bertele-tele, hingga membuat salah satu anggota DPR RI terpaksa menyelanya.
Sebelum kehebohan ini terjadi, dr Reza Gladys memang memgambil langkah awal dengan mendatangi DPR RI lebih dulu dari Doktif.
Sebagai seorang rakyat yang mendapat kesempatan untuk menghadiri rapat tersebut, dr Reza Gladys tentu tidak ingin melewatkan momen untuk membagikan pengalamannya di media sosial.
Melalui unggahan di Instagram, ia membagikan foto dirinya saat berada di DPR RI.
"Alhamdulillah pagi tadi sudah melakukan RDP dengan pimpinan DPR RI beserta anggota DPR RI komisi IX, terima kasih sudah menerima aspirasi kami," tulisnya, seperti dikutip dari Suara.com pada Rabu (19/3/2025).
Namun, euforia dari unggahan tersebut seketika runtuh setelah videonya berbicara dalam rapat beredar di TikTok dan menjadi bahan perbincangan.
Video yang dibagikan akun @0_aisyh memperlihatkan momen ketika dr Reza Gladys mendapat teguran dari seorang anggota DPR RI karena penyampaian yang kurang jelas.
Teguran DPR RI yang Jadi Sorotan
Baca Juga: 5 Tagar Viral yang Meramaikan TikTok di Ramadan 2025
Dalam video yang beredar, Reza Gladys terlihat mengenakan pakaian bernuansa biru dengan hijab resmi, tampilan yang juga ia pamerkan dalam unggahan Instagramnya.
Namun, pakaian elegan tidak cukup untuk menyelamatkannya dari kritik atas public speaking yang dianggap kurang terstruktur. Ketika sedang berbicara, seorang anggota DPR RI tiba-tiba menyela pembicaraannya.
"Pimpinan, mohon maaf sebentar," ujar seorang wanita yang tidak terlihat wajahnya.
"Mbak, dokter, tolong dijelaskan dulu, orang (yang dimaksud di dalam rapat) itu siapa? Yang ibu maksud itu siapa?" lanjutnya.
Teguran tersebut membuat dr Reza Gladys berhenti sejenak dan tampak mendengarkan dengan saksama. Namun, anggota DPR RI tersebut melanjutkan kritiknya, menegaskan bahwa dalam forum DPR, semuanya harus disampaikan secara terang dan jelas.
"Siapa namanya? Kalau di sini (DPR RI) harus terang benderang. Jadi ibu sampaikan bahwa saya menjadi korban, misalnya perundungan oleh dokter siapa, namanya yang melakukan," tegasnya.