Mereka sendiri yang lebih mengetahui kapan harus melakukannya. Berikan doa terbaik termasuk berharap segalanya dapat berjalan lancar bisa dipilih untuk diucapkan daripada menyampaikan sesuatu yang menyakiti hati.
![Ilustrasi Lebaran. [Envanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/23/55112-ilustrasi-lebaran.jpg)
4. Membandingkan Nasib Seseorang
Beberapa anggota keluarga juga tak jarang akan mulai melakukan adu nasib saat kumpul Lebaran. Contohnya, "Kamu ini kan lulusan sarjana kok cuma kerja kayak gini? Kalah dong sama anakku yang lulusan SMK."
Bisa juga dengan "Kamu mau kepala tiga belum dapet jodoh juga, ini sepupumu lebih muda udah punya anak dua, lho." Topik ini sama sekali tidak pantas untuk disampaikan dalam momen hangat seperti Idul Fitri.
5. Menyinggung Soal Anak
Terakhir, jangan pernah bertanya soal anak kepada pasangan suami istri yang belum dikaruniai momongan. Topik ini sangat sensitif bagi mereka yang sudah lama bahkan sampai bertahun-tahun menanti kehadiran "si kecil".
Perjalanan para "pejuang garis biru" bisa dianggap luar biasa. Terlebih jika di sekitar mereka sudah banyak yang diberikan momongan. Hari-hari mereka pasti dipenuhi oleh tangisan, harapan, dan juga kekecewaan karena sampai saat ini belum dipercaya.
Selain itu, ada pula pasutri yang memilih child free atau tidak mau memiliki anak. Apabila disinggung, maka mereka bisa saja merasa sangat bersalah. Apalagi jika sampai memaksa dan mengaitkannya dengan agama.
Jangan pula menghujat pasutri yang memutuskan untuk berkeluarga tanpa anak. Keputusan ini diambil tentu bukan tanpa alasan. Mungkin mereka tidak mau pengeluaran lebih besar, ingin selalu berduaan, atau enggan direpotkan dengan tingkah anak-anak.
Baca Juga: Volume Arus Mudik Terus Meningkat, Dirlantas PMJ Prediksi Puncak Mudik Mulai Malam Tadi
Kontributor : Xandra Junia Indriasti