Akhir Pilu Cinta Ray Sahetapy dan Dewi Yull: 23 Tahun Bersama, Bercerai Ulah Menolak Poligami?

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 03 April 2025 | 13:51 WIB
Akhir Pilu Cinta Ray Sahetapy dan Dewi Yull: 23 Tahun Bersama, Bercerai Ulah Menolak Poligami?
Kolase Dewi Yull dan Ray Sahetapy. [Dok. Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktor senior, Ray Sahetapy meninggal dunia pada Selasa (1/4/2025) malam. Kabar duka ini turut disampaikan oleh mantan istrinya, Dewi Yull, yang mengunggah pesan perpisahan melalui akun Instagram pribadinya.

Dewi Yull membagikan ulang unggahan putranya, Surya Sahetapy, yang lebih dahulu mengumumkan kabar kepergian sang ayah di media sosial.

"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un, telah berpulang ayah dari anak-anakku," tulis Dewi Yull dalam unggahannya, dikutip dari Suara.com.

Dalam unggahan yang sama, Dewi Yull juga menyertakan foto Surya bersama Ray Sahetapy, menunjukkan kedekatan mereka semasa hidup.

Pernikahan Ray Sahetapy dan Dewi Yull

Pernikahan Dewi Yull dan Ray Sahetapy berlangsung selama 23 tahun sebelum akhirnya berakhir dengan perceraian pada tahun 2004.

Keduanya dikaruniai empat anak, yaitu Gisca Putri Agustina (almarhumah), Rama Putra, Panji Surya Putra, dan Muhammad Raya.

Lantas, kenapa Ray Sahetapy dan Dewi Yull bercerai?

Perceraian terjadi setelah Ray Sahetapy mengungkapkan keinginannya untuk menikah lagi dengan seorang dosen seni di IKJ, Sri Respatini Kusumastuti.

Dewi Yull menolak untuk poligami dan akhirnya memilih berpisah dan menjalani hidup sebagai ibu tunggal dari empat orang anaknya.

Selang dua bulan setelah resmi bercerai dari Dewi Yull, Ray Sahetapy menikahi Sri Respatini. Sementara itu, Dewi Yull kembali menikah pada tahun 2008, dengan pria bernama Srikaton.

Pernikahan keduanya langgeng sampai saat ini meski awalnya Dewi Yull sempat menyembunyikan identitas suami keduanya itu.

Perjalanan Hidup dan Karier Ray Sahetapy

Ray Sahetapy dikenal sebagai aktor senior yang telah malang melintang di industri perfilman Indonesia. Kariernya dimulai sejak era 1980-an dengan membintangi berbagai film dan sinetron populer.

Salah satu perannya yang paling dikenal adalah dalam film "Gadis", "Kembang Kertas", dan "Penyesalan Seumur Hidup".

Ray Sahetapy meninggal dunia. [Dok. Istimewa]
Ray Sahetapy meninggal dunia. [Dok. Istimewa]

Tak hanya aktif di dunia seni peran, Ray Sahetapy juga sempat menjadi pengajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dedikasinya di dunia perfilman menjadikannya salah satu aktor kawakan yang dihormati.

Ray Sahetapy bernama asli Farence Raymond Sahetapy. Dia lahir 1 Januari 1957 di Donggala, Sulawesi Tengah dan meninggal pada Selasa (1/4/2025) di Jakarta.

Ray Sahetapy menikah dengan Dewi Yull pada 16 Juni 1981 dan dikaruniai empat anak, yaitu Gizca Putri Sahetapy, Rama Putra Sahetapy, Panji Surya Sahetapy, dan Mohammad Raya Sahetapy. Namun, setelah 23 tahun bersama, Ray dan Dewi Yull resmi bercerai pada 24 Agustus 2004.

Ray Sahetapy memulai debut aktingnya pada 1980 melalui film "Gadis", yang menjadi awal perjalanan kariernya di industri perfilman Indonesia. Dalam film tersebut, ia pertama kali beradu akting dengan Dewi Yull yang kemudian menjadi istrinya.

Pada 1988, Ray membintangi film "Noesa Penida", yang membawanya masuk dalam nominasi Aktor Terbaik di Festival Film Indonesia 1989. Sejak saat itu, namanya semakin dikenal dan ia terus berkarya di dunia seni peran.

Saat industri film mengalami mati suri, Ray tetap berkarya dengan membangun sebuah sanggar teater. Dedikasinya dalam dunia seni tetap terjaga, menjadikannya salah satu aktor yang dihormati di Indonesia.

Ray Sahetapy meninggalkan jejak mendalam dalam dunia hiburan Indonesia. Perjalanan karier dan kehidupannya akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah perfilman tanah air.

Dari Pernikahan Beda Agama hingga Menjadi Mualaf

Aktor senior Ray Sahetapy dikenal tidak hanya karena kiprahnya di dunia perfilman, tetapi juga perjalanan spiritualnya yang penuh tantangan.

Mendiang sempat menjalani pernikahan beda agama dengan mantan istrinya, Dewi Yull, sebelum akhirnya mengambil keputusan besar untuk menjadi mualaf.

Saat mereka menikah, Ray Sahetapy diketahui menganut agama Kristen, sementara Dewi Yull adalah seorang Muslim.

Perbedaan agama ini sempat menjadi hambatan besar dalam hubungan mereka. Keluarga Dewi Yull disebut-sebut tidak memberikan restu karena keyakinan yang berbeda.

Meski demikian, keduanya tetap melangsungkan pernikahan dan dikaruniai empat orang anak.

Pada tahun 1992, Ray Sahetapy membuat keputusan besar dengan memilih menjadi mualaf. Keputusan ini sempat tidak banyak diketahui publik hingga akhirnya Dewi Yull mengungkapkannya dalam sebuah wawancara.

Dalam pernyataannya, Dewi Yull mengungkapkan bahwa meskipun sang ibu memberikan restu, ayah dan keluarga besarnya tetap menolak pernikahan mereka. Hal ini menjadi tantangan besar dalam perjalanan rumah tangga mereka.

"Ibuku merestui sebelum meninggal, tapi ayahku nggak merestui, keluarga besarku juga tidak, dengan segala macam alasan," ujar Dewi Yull.

Keputusan Ray Sahetapy untuk berpindah keyakinan juga tidak dipublikasikan secara luas.

"Padahal saat itu ayahnya anak-anak sudah satu iman sama aku, tapi tidak boleh dipublikasi demi menjaga semua," tambahnya.

Setelah berpisah dengan Dewi Yull pada tahun 2004, banyak yang penasaran dengan keyakinan Ray Sahetapy. Beberapa pihak menduga bahwa dirinya kembali ke agama sebelumnya.

Namun, dalam wawancara tahun 2012, Ray Sahetapy menegaskan bahwa dirinya tetap seorang mualaf.

"Saya puasa untuk melatih kesadaran biar makin mantap. Saya mualaf. Sejak 20 tahun lalu saya mualaf. Semuanya tergantung dari niat dalam diri kita. Kalau sudah niat tidak ada yang tak bisa," ujar Ray Sahetapy kala itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI