Memang, ada faktor lain yang membuat kasus ini kompleks. Beberapa penganut agama tertentu kadang meyakini bahwa menggunakan alat kontrasepsi adalah sesuatu yang dilarang.
Namun sayangnya, kepercayaan itu tidak dibarengi dengan pertimbangan rasional soal kondisi ekonomi dan kesejahteraan keluarga.
Seorang netizen lain bahkan menyindir, "Yang the real banyak anak banyak rejeki cuma Gen Halilintar doang."
Kasus ini membuka diskusi yang lebih luas: bagaimana negara, tokoh masyarakat, dan sistem pendidikan bisa lebih giat memberikan pemahaman soal pentingnya keluarga berencana? Bukan sekadar menekan angka kelahiran, tapi demi masa depan anak-anak yang layak, sehat, dan terpenuhi hak-haknya.
Niat baik memang mulia, tapi seperti yang Dedi Mulyadi coba sampaikan, niat saja tak cukup jika tidak dibarengi dengan tanggung jawab dan kesadaran jangka panjang.