Fenomena ini membuka mata kita bahwa di luar Jawa, masyarakat juga berinovasi sesuai dengan kondisi lokal. Di Kalimantan, naik mobil bukan soal gaya hidup—melainkan soal kebutuhan.
Apalagi dengan kontur geografis yang menantang, pilihan transportasi harus disesuaikan. Maka jangan heran kalau nanti lihat penjual nasi kuning keliling pakai Fortuner atau tukang cendol parkir manis dengan Innova.
Jadi, kalau kamu masih mikir jualan keliling itu harus gerobak dorong yang pegalin tangan, di Kalimantan jawabannya beda. Di sana, gerobak tetap ada—tapi digandeng Avanza.
Bakso-nya tetap gurih, tapi cara nganterinnya level sultan. Dan yang lebih penting, ini bukti nyata bahwa keterbatasan bisa dilawan dengan kreativitas.