Usai menuliskan nama calon pilihan secara rahasia, setiap Kardinal lalu melipat kertas suara dengan hati-hati sebelum dimasukkan ke dalam wadah khusus. Setelah itu, kertas suara akan dibakar dalam sebuah tungku khusus.
Asap berwarna hitam menandakan belum ada Paus yang terpilih, sedangkan asap putih menunjukkan sebaliknya. Kemudian, Dekan Kardinal akan menanyakan kesediaan kandidat terpilih untuk menerima jabatan.
Apabila setuju, kandidat itu perlu memilih nama kepausannya. Setelahnya, pengumuman resmi dilakukan dengan prosesi 'Habemus Papam!' (Kami memiliki Paus!) yang menjadi penutup momen konklatf.
Konklaf sendiri menekankan kerahasiaan dan kebebasan dalam pengambilan keputusan. Adapun paus terpilih harus merupakan seorang pria yang telah dibaptis dan punya pengalaman sebagai pemimpin spiritual.
Selain itu, calon yang terpilih perlu diangkat menjadi uskup jika belum memiliki jabatan tersebut. Pasalnya, otoritas tertinggi dalam Gereja hanya bisa diemban oleh seseorang yang sudah menjalani tahbisan secara sah.
Meski tidak ada batasan usia secara resmi, sejarah mencatat bahwa rata-rata usia kandidat saat pemilihan Paus adalah sekitar 65 tahun. Namun, para calon pengganti Paus Fransiskus diketahui berusia di atas angka itu.
Kandidat Paus Baru
Saat ini, sudah muncul sejumlah nama yang dipilih sebagai kandidat kuat untuk menggantikan posisi Paus Fransiskus. Berikut adalah para Kardinal atau pejabat senior Gereja Katolik yang siap memimpin Vatikan.
I. Luis Antonio Tagle
Kardinal Tagle asal Filipina menjadi kandidat utama. Pria berusia 67 tahun ini dikenal sebagai sosok progresif yang dekat dengan Paus Fransiskus dan kerap memimpin Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Usai Paus Meninggal Dunia?
Tagle juga dikenal memiliki semangat untuk inklusivitas dan evangelisasi. Selain itu, asalnya yang dari kawasan Asia-wilayah dengan pertumbuhan Katolik tercepat- menjadikannya pilihan yang begitu menarik.
II. Pietro Parolin
Kardinal Pietro Parolin adalah Sekretaris Negara Vatikan yang saat ini tengah berusia 70 tahun dan berasal dari Italia. Sosoknya tersebut dianggap mempunyai peranan penting dalam diplomasi internasional.
Salah satunya, hubungan sensitif yang terjadi dengan pihak China dan Timur Tengah. Kardinal Parolin dianggap sebagai sosok moderat yang dapat menjadi sebuah jembatan antara reformasi dan stabilitas.
III. Peter Turkson
Kardinal Turkson berusia 76 tahun asal Ghana dikenal karena kepeduliannya terhadap keadilan sosial. Sebelumnya, ia pernah menjalani aktivitas sebagai seorang Kepala Dikastri untuk Pengembangan Manusia.
Ia juga vokal dalam isu perubahan iklim, kemiskinan, serta keadilan ekonomi. Jika terpilih, Kardinal Turkson akan menjadi paus Afrika pertama dalam lebih dari 1.500 tahun, sejak Paus Gelasius pada abad ke-5.
IV. Peter Erd
Kardinal Erd kandidat konservatif terkemuka asal Hungaria yang berusia 72 tahun. Ia adalah ahli hukum kanon dan pernah memimpin Dewan Konferensi Uskup Eropa. Ia menawarkan kesinambungan teologis bagi siapapun yang rindu Yohanes Paulus II.