Suara.com - Hari Kartini bukan hanya soal kebaya dan bunga, tapi juga momentum untuk melihat sejauh mana perempuan Indonesia telah melangkah —termasuk di bidang yang dulu dianggap jauh dari stereotip gender, seperti teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
Di era digital yang serba cepat ini, AI telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari —dari algoritma media sosial hingga teknologi di bidang kesehatan, pendidikan, dan industri kreatif. Namun, di balik perkembangan pesat ini, masih ada kesenjangan representasi perempuan, baik sebagai pengguna, pencipta, maupun pengambil keputusan dalam teknologi tersebut.
Momen Hari Kartini tahun ini menjadi ajang refleksi sekaligus seruan untuk membuka ruang lebih besar bagi perempuan agar bisa berkontribusi dalam dunia AI. Untuk itu, BINUS Shecodes Society bersama Indonesia AI Society (IAIS) menggelar acara sehari penuh bertajuk “Celebrating Women in the AI Era”, menyorot peran penting perempuan dalam membentuk masa depan kecerdasan buatan (AI).
"Hari Kartini selalu menjadi simbol kemajuan dan peluang bagi perempuan Indonesia. Di era AI ini, kita melanjutkan warisan beliau dengan membuka akses terhadap keterampilan dan komunitas yang mampu membentuk masa depan," ujar Dr. Nunung Nurul Qomariyah, Ketua Shecodes Society dan inisiator utama acara yang dilaksanakan di Kampus JWC BINUS @Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2025).
Perempuan, Tradisi, dan Teknologi di Era AI
AI bukan lagi sekadar tren—teknologi ini telah menjadi alat sekaligus keterampilan esensial yang mengubah kehidupan sehari-hari. Seiring perannya yang makin luas di berbagai sektor, keterlibatan perempuan menjadi sangat penting—tidak hanya memperkaya pendekatan dalam menyelesaikan masalah, tetapi juga menginspirasi generasi selanjutnya untuk berkembang di era digital.Sejak 2024, BINUS Shecodes Society aktif memberdayakan individu, khususnya perempuan, dengan mendampingi mereka membangun kemampuan teknis dan soft skills agar dapat bersaing di industri teknologi. Kegiatan dan lokakarya yang diadakan mencakup berbagai topik, mulai dari visualisasi data dan layanan cloud hingga kepemimpinan dan public speaking.
Kini melalui kolaborasi bersama Indonesia AI Society, Shecodes Society ingin menghubungkan semangat Hari Kartini dengan percakapan teknologi yang visioner. Dengan memadukan tradisi dan inovasi, acara ini menjadi wadah pengenalan AI yang inklusif dan merayakan keberagaman.
Acara dimulai dengan sambutan dari para tokoh terkemuka, termasuk Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM (Ketua Indonesia AI Society), dan Summer Xia (Country Director British Council Indonesia).
Acara dilanjutkan dengan keynote speech dari Prof. Dr. Mukhamad Najib, S.T.P., M.M. yang mewakili Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Baca Juga: Semangat Kartini di BRI: Layanan Berbalut Adat, Penghormatan Tak Terhingga
Sesi utama adalah diskusi panel bertajuk “Breaking Barriers in Tech: A Gender-Inclusive Perspective”, yang menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya: