Namun, pada abad ke-19, sistem warna jubah wisuda mulai berkembang untuk mencerminkan gelar yang diterima, misalnya gelar kedokteran yang ditandai dengan pinggiran beludru berwarna hijau.
Sementara mengutip dari Bayt Al Fann, baju wisuda merupakan adaptasi dari pakaian tradisional Arab yang dikenal sebagai thawb.
Pakaian ini memiliki desain yang longgar dan nyaman yang awalnya tidak hanya digunakan untuk wisuda, tetapi juga saat mengikuti debat akademik.

Hal tersebut lantaran prosesi wisuda di masa lalu biasanya diselenggarakan di tempat-tempat dengan kapasitas besar, seperti lapangan atau stadion.
Kemudian untuk topi wisuda yang dikenal dengan sebutan mortarboard, berasal dari topi tegak dengan tiga atau empat puncak yang dipakai oleh pendeta Katolik Roma.
Pada abad ke-14, seniman dan mahasiswa mulai mengenakan topi ini sebagai simbol kecerdasan dan keunggulan.
Seiring berjalannya waktu, setiap kampus memiliki ciri khas pakaian toga dan topi wisuda masing-masing.
Menurut informasi yang beredar, universitas pertama yang mewajibkan wisudawannya mengenakan toga adalah Universitas Oxford dan Universitas Cambridge.
Selain semua perlengkapan wisuda yang dijelaskan, ada satu hal penting yang tidak kalah simbolis, yaitu ijazah.
Baca Juga: Pakar Kritik Rencana Dedi Mulyadi Didik Siswa Bermasalah di Barak Militer: Jadi Semacam Cuci Otak
Pada zaman dahulu, ijazah universitas dikenal dengan sebutan “kulit domba” yang mengingatkan pada masa ketika ijazah ditulis di atas kulit domba, digulung dengan hati-hati, dan diikat dengan pita.
Kemudian sekitar satu abad yang lalu, ijazah mulai dicetak di atas perkamen dengan ukuran serta bentuk yang distandarisasi.
Kontributor : Damayanti Kahyangan