Suara.com - Profil pecatur muda Indonesia, Shafira Devi Herfesa mendadak mencuri perhatian usai mencatatkan prestasi gemilang dengan menjuarai Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 kategori putri. Siapa Shafira Devi Herfesa sebenarnya?
Turnamen yang digelar di Ulaanbaatar, Mongolia ini menjadi panggung pembuktian bagi Shafira, yang berhasil mengalahkan sejumlah pecatur tangguh dari negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur. Usianya yang masih 16 tahun pun membuat banyak orang penasaran dengan sosok siapa Shafira Devi Herfesa.
Berkat kemenangannya, Shafira berhak lolos ke Piala Dunia Catur FIDE 2025 sebuah ajang bergengsi yang hanya diikuti oleh pecatur-pecatur terbaik dunia.
Hal lain yang menarik perhatian dari kemenangan Shafira adalah bagaimana ia mampu mencapai titik ini ketika masih berusia di bawah 20 tahun. Mari kita simak profil dan rekam jejaknya.
Mengenal Siapa Shafira Devi Herfesa
Shafira Devi Herfesa lahir pada tahun 2008 dan berasal dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini, ia masih berstatus sebagai siswi aktif di SMPN 4 Depok Sleman.
Meski masih belia, Shafira memiliki rating catur standar internasional sebesar 1983 per Mei 2025. Rating ini terus naik seiring dengan pencapaiannya di berbagai turnamen.
Ia juga aktif mengikuti kejuaraan nasional, baik tingkat junior maupun umum, sebagai bagian dari pembinaan pecatur muda di bawah naungan Percasi.

Prestasi Shafira Devi Herfesa
Sebelumnya, Shafira sudah meraih medali emas di pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara pada tahun 2024.
Kala itu, ia berhasil mengumpulkan 6,5 poin atau unggul 2 poin dari lawan terdekatnya.
Baca Juga: Profil Herfesa Shafira Devi: Siswi SMP Sleman Kalahkan Pecatur Dunia
Kala itu Shafira menyapu enam kemenangan dengan satu kali imbang sehingga mengungguli pecatur nasional Irene K.Sukandar.
Gadis berusia 16 tahun ini juga pernah menyabet medali emas di Kejuaraan Junior ASEAN dan menjuarai Kejurnas U-19 putri.
Perjalanan Menuju Piala Dunia Catur 2025
Langkah Shafira menuju Piala Dunia Catur 2025 tidak datang secara instan. Dalam turnamen Asian Zone 3.3, ia menghadapi banyak lawan dengan pengalaman dan peringkat yang lebih tinggi.
Namun, Shafira menunjukkan ketenangan luar biasa dalam setiap pertandingan, termasuk saat menang krusial atas WGM Munkhzul di babak terakhir.
Di babak terakhir turnamen, Shafira tampil luar biasa saat menghadapi Woman Grandmaster (WGM) Turmunkh Munkhzul dari Mongolia. Bermain dengan buah hitam, Shafira menggunakan pembukaan Ruy Lopez dan sukses meraih kemenangan penting
Hasil ini menempatkannya di posisi pertama klasemen akhir dengan 7 poin dari 9 babak, mengungguli sejumlah nama berpengalaman seperti WGM Janelle Mae Frayna dari Filipina dan WCM Khashbaatar Bayasgalan dari Mongolia.