Dengan memakai totopong, Dedi seolah mengikat dirinya secara moral dan budaya untuk senantiasa berpihak pada rakyat kecil dan menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur.
5. Inspirasi bagi Generasi Muda
Alasan lain kenapa Dedi Mulyadi suka pakai ikat kepala (totopong) adalah untuk menjadi inspirasi bagi generasi muda agar lebih mencintai budaya sendiri. Di tengah gempuran budaya populer asing, penting bagi anak muda untuk memiliki panutan yang membanggakan nilai-nilai lokal.
Diharapkan, lewat penampilannya yang konsisten dan penuh makna, anak muda bisa mulai mengenal, memahami, dan akhirnya ikut melestarikan warisan budaya Nusantara, terutama budaya Sunda.
Menjawab pertanyaan kenapa Dedi Mulyadi suka pakai ikat kepala (totopong), jawabannya lebih dari sekadar alasan estetika atau kebiasaan pribadi. Totopong bagi Dedi adalah simbol budaya, perlawanan terhadap dominasi budaya asing, sarana membangun identitas, serta ajakan moral bagi masyarakat untuk kembali mencintai akar budayanya.
Dengan konsistensi dan kesungguhan dalam melestarikan tradisi, Dedi Mulyadi telah menunjukkan bahwa menjadi modern dan mencintai budaya lokal bisa berjalan beriringan. Semoga semangat ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga dan merawat warisan budaya bangsa.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama