Menanamkan Kesadaran Terhadap Lingkungan Sejak Dini: Sekolah Jadi Garda Terdepan Masa Depan Bumi

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 08 Agustus 2025 | 07:05 WIB
Menanamkan Kesadaran Terhadap Lingkungan Sejak Dini: Sekolah Jadi Garda Terdepan Masa Depan Bumi
Ukur Kepedulian Lingkungan di Sekolah? Ini Dua Instrumen Baru dari KLH, UI, dan Bakti Barito (Dok. Istimewa)

Suara.com - Kesadaran terhadap lingkungan hidup tak bisa ditumbuhkan dalam semalam. Ia perlu dipupuk sejak dini. diajarkan bukan hanya lewat teori di kelas, tetapi melalui kebiasaan sehari-hari yang membentuk karakter. 

Menyadari pentingnya hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup melalui Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup (PPGLH KLH) bekerja sama dengan Bakti Barito dan LabSosio Universitas Indonesia (UI) mengembangkan dua alat ukur baru untuk memantau dan memperkuat budaya peduli lingkungan di sekolah-sekolah Adiwiyata.

Dua instrumen yang diperkenalkan dalam kegiatan resmi di Jakarta ini adalah Instrumen Perilaku Peduli Lingkungan Hidup Sekolah (IPPLHS) dan Instrumen Program Peduli dan Budaya Lingkungan Hidup Sekolah (IPPBLHS). 

Keduanya dirancang untuk mengukur sejauh mana perilaku peduli lingkungan telah menyatu dalam keseharian siswa serta bagaimana sekolah sebagai institusi menanamkan dan mengelola nilai-nilai tersebut.

Menurut Kepala PPGLH KLH, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc., langkah ini merupakan bentuk komitmen nyata untuk memastikan bahwa pendidikan lingkungan yang diberikan tidak hanya berhenti di wacana. 

“Menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini sangat penting demi masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya. 

Ia menegaskan bahwa keberadaan alat ukur ini akan sangat membantu dalam melihat apakah pendidikan lingkungan hidup yang diterapkan di sekolah-sekolah sudah berjalan efektif. 

“Melalui alat ukur ini, kita bisa melihat apakah pendidikan lingkungan yang kita berikan sudah efektif, dan bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan ke depan,” lanjut Jo Kumala.

Instrumen IPPLHS sendiri berfokus pada perilaku siswa. Dalam pengembangannya, alat ini mencakup dimensi pengetahuan, sikap, dan perilaku individual maupun kolektif siswa terhadap lingkungan. 

Baca Juga: Terkait Kasus Korupsi Google Cloud, KPK Periksa Nadiem Makarim selama 9 Jam

Sementara itu, IPPBLHS lebih menyasar sistem dan kultur sekolah secara keseluruhan. Ia mengukur keterpaduan isu lingkungan dalam pembelajaran, manajemen lingkungan sekolah, aksi nyata yang dilakukan, hingga keterlibatan komunitas dan evaluasi program yang berjalan.

Dian A. Purbasari, Direktur Bakti Barito, menekankan pentingnya pendekatan yang objektif dan berbasis data dalam menilai efektivitas program lingkungan di sekolah. 

“Kita perlu alat ukur yang obyektif dan bisa menunjukkan hasil nyata agar seluruh pemangku kepentingan di ekosistem dapat merasakan evaluasi secara obyektif sehingga dapat meningkatkan kinerjanya secara terarah,” ujarnya. 

Dian juga mengungkapkan bahwa survei awal telah dilakukan di sejumlah sekolah dasar di Jawa Barat pada tahun sebelumnya, sebagai bagian dari tahap uji coba.

Sementara itu, Dr. Sulastri Sardjo dari tim peneliti LabSosio UI menyampaikan bahwa kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci keberhasilan program ini. 

“Dengan pendekatan berbasis data, kita bisa memperkuat kerja sama antara sekolah, pemerintah, lembaga sosial, dan kampus. Tujuannya satu: mencetak generasi yang benar-benar peduli lingkungan,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI