Contohnya, plastik biodegradable tidak serta-merta bisa hancur sendiri di alam. Proses penguraiannya butuh kondisi khusus, seperti suhu dan kelembaban tertentu, yang sering tak dijelaskan ke konsumen.
Penelitian menunjukkan, plastik yang dilabel “oxo-biodegradable” tidak berubah bentuk setelah empat bulan dikubur di tanah. Sementara itu, plastik dari pati singkong memang berkurang beratnya hingga 74 persen setelah dikubur, namun belum jelas apakah benar-benar terurai tuntas dalam jangka panjang.
Studi lain menemukan bahwa beberapa kantong plastik biodegradable masih tetap utuh setelah tiga tahun dikubur di tanah.
Tidak Ada Produk yang Benar-Benar Zero Waste
Klaim “zero waste” juga perlu dicermati. Sebab, tak ada produk yang benar-benar tanpa jejak lingkungan. Proses produksi, pengemasan, distribusi, hingga pengelolaan limbah—semuanya tetap menghasilkan emisi karbon.
Artinya, konsumen tetap perlu kritis. Jangan langsung percaya pada label. Cari tahu lebih jauh tentang proses produksinya. Tanyakan sertifikasinya. Dan, sebisa mungkin, dukung produk dari usaha kecil yang transparan dan berbasis komunitas.
Tan Watumesa A, mengingatkan bahwa ramah lingkungan bukan soal label. Ini soal tanggung jawab.