Kemeriahan Waisak di Borobudur Peace Festival 2025: Dari Paduan Suara Anak hingga Festival Balon

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 17:06 WIB
Kemeriahan Waisak di Borobudur Peace Festival 2025: Dari Paduan Suara Anak hingga Festival Balon
Borobudur Peace & Prosperity Festival. (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Magelang kembali bersinar dalam perayaan Waisak 2025. Selama tiga hari penuh, dari Sabtu, 10 Mei hingga Senin, 12 Mei 2025, kawasan Candi Borobudur menjadi pusat perhatian dunia lewat Borobudur Peace & Prosperity Festival (BPF) 2025.

Festival ini tidak sekadar ritual keagamaan, melainkan juga ruang perjumpaan lintas budaya, spiritualitas, dan aksi nyata untuk bumi.

BPF 2025 menghadirkan empat sub-festival yang merayakan seni, kerajinan tangan, kuliner, serta diplomasi budaya. Empat Puteri Indonesia 2025 pun didapuk sebagai duta festival.

Bersama para pemimpin dunia, tokoh agama, Raja-Raja Nusantara, dan para Duta Besar, mereka membawa pesan bersama: dunia membutuhkan lebih banyak titik terang—dan Borobudur menjadi salah satunya.

Borobudur Peace & Prosperity Festival. (Dok. Istimewa)
Borobudur Peace & Prosperity Festival. (Dok. Istimewa)

Rangkaian acara dimulai dengan Kirab Adat Budaya Nusantara oleh MATRA. Parade budaya ini dibuka oleh Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, yang hadir mewakili pemerintah pusat.

Dalam sambutannya, Giring menegaskan pentingnya menjadikan Borobudur bukan hanya situs bersejarah, tetapi juga episentrum spiritual dan pusat ekonomi budaya.

"Borobudur harus kita buat jadi salah satu pusat ziarah dan spiritualitas global. Borobudur harus menjadi sumber penelitian dan pendidikan, Borobudur harus menjadi pendorong ekonomi, saya siap berkolaborasi dengan Bupati dan Wakil Bupati, bagaimana situs ini tidak hanya dijaga oleh manusianya, tetapi juga meningkatkan ekonomi budaya di sekitar candi Borobudur”  tutur Giring

Hari pertama ditutup dengan Larung Pelita Purnama Siddhi di Sungai Progo. Prosesi ini menghadirkan api abadi dari Gunung Merapi yang dibawa secara khusus, diiringi oleh alunan musik dan penyalaan pelita oleh umat Buddha.

Puncaknya, kejutan hadir lewat Laser Show yang memukau ribuan pengunjung di tepi sungai.

Baca Juga: BRI Peduli Salurkan Dukungan untuk Umat Buddha di Tangerang saat Hari Raya Waisak

Hari kedua berlangsung dengan Merti Karuna Bumi Festival di Candi Pawon. Festival ini menjadi simbol rasa syukur pada alam. Pada malam harinya, ribuan pengunjung berkumpul di pelataran Candi Borobudur untuk menyaksikan “Voice of Unity”, penampilan memukau dari Elfa Secioria’s Children Choir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI